Lalu ekonomi Indonesia masih berdaya tahan karena ditopang permintaan domestik yang masih kuat, sehingga menjadi motor pertumbuhan dan pemulihan. Selain itu, laju inflasi Indonesia dinilai masih moderat di antara negata peers lainnya.
Adapun pertumbuhan ekonomi Indonesia tercatat mencapai 5,44 persen (year on year/yoy) pada kuartal II-2022, sementara tingkat inflasi per September 2022 tercatat sebesar 5,9 persen (yoy).
Kemudian, sisi eksternal yang sehat, tercermin dari kinerja transaksi berjalan dan neraca perdagangan yang surplus. Pengangguran dan kemiskinan juga mengalami penurunan.
Serta penerapan kebijakan fiskal yang prudent (hati-hati) dan produktif, juga berlanjutnya reformasi sektor keuangan seperti pendalaman pasar dan penguatan stabilitas.
Kendati demikian, Sri Mulyani menekankan, Indonesia harus tetap waspada meski ekonominya cukup cerah, sebab ketidakpastian global masih sangat tinggi dan akan berlanjut hingga tahun depan.
"Kita harus tetap waspada karena bright spot ini harus kita jaga bersama," tutup dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.