JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Oktober 2022 secara bulanan akan lebih terkendali dibandingkan inflasi September 2022.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, sebab BI bersama pemerintah pusat dan daerah telah berkoordinasi untuk memperkuat tim pengendalian inflasi pusat maupun daerah (TPIP dan TPID) dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).
Koordinasi tersebut dilakukan untuk mendorong ketersediaan pasokan, kelancaran distribusi, kestabilan harga, dan komunikasi efektif.
"Itulah yang menyebabkan kenapa inflasi bulan ini akan lebih rendah dari sebelumnya. untuk keseluruhan tahun ini juga akan lebih rendah dari perkiraan sebelumnya," ujarnya saat konferensi pers, Kamis (20/10/2022).
Baca juga: 9 Penyebab Terjadinya Inflasi di Suatu Negara
Seperti diketahui, selama Agustus dan September lalu inflasi IHK meningkat cukup tinggi lantaran pada awal September pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite dan Solar.
Adapun inflasi IHK Agustus 2022 sebesar 4,69 persen secara tahunan (year on year/yoy) dan pada September 2022 sebesar 5,95 persen yoy.
"Realisasi inflasi tersebut lebih rendah dari prakiraan sebelumnya sejalan dengan dampak penyesuaian harga BBM terhadap kenaikan inflasi kelompok pangan bergejolak (volatile food) dan inflasi kelompok harga diatur Pemerintah (administered prices) yang tidak sebesar prakiraan awal," ungkapnya.
Baca juga: Waspadai Risiko Resesi Global, Pemerintah Kendalikan Inflasi hingga Jaga Pasokan Pangan
Adapun BI mencatat inflasi volatile food terkendali di level 9,02 persen (yoy). Kenaikan inflasi administered prices juga tidak setinggi yang diperkirakan yaitu 13,28 persen (yoy) sejalan dengan penyesuaian harga BBM dan tarif angkutan yang lebih rendah.
Sementara itu, inflasi inti tetap terjaga rendah yaitu sebesar 3,21 persen (yoy) sejalan dengan lebih rendahnya dampak rambatan dari penyesuaian harga BBM tersebut di atas dan belum kuatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan.
"Di tengah ekspektasi inflasi Consensus Forecast yang terlalu tinggi (overshooting), Survei Pemantauan Harga (SPH) hingga minggu kedua menunjukkan inflasi pada bulan Oktober diprakirakan lebih rendah dibandingkan bulan September 2022," kata Perry.
Baca juga: Menko Airlangga: RI Masih Perlu Waspadai Risiko Inflasi
Dengan perkembangan tersebut, BI memandang inflasi tahun 2022 akan lebih rendah dibandingkan dengan prakiraan awal, meski masih di atas sasaran 3 persen plus minus 1 persen.
"Sinergi kebijakan antara Pemerintah Pusat dan Daerah dengan Bank Indonesia akan terus diperkuat untuk memastikan inflasi agar segera kembali ke sasaran yang telah ditetapkan," tuturnya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.