Dengan realisasi tersebut, perusahaan membukukan laba bruto sebesar Rp 560,76 miliar, meningkat dari Rp 225,57 miliar.
Kemudian, pada pos beban penjualan dan beban umum meningkat, hingga akhirnya rugi usaha Blibli turut naik.
Tercatat rugi usaha Blibli sampai dengan 30 Juni 2022 sebesar Rp 2,41 triliun, meningka dari Rp 1,45 triliun.
Baca juga: Bakal IPO, Blibli Tawarkan Saham Rp 410 - Rp 460 Per Lembar
Pede bukukan laba lewat omnichannel
Meskipun masih mencatatkan kerugian, manajemen mengaku optimis bisa mencatatkan laba ke depannya.
Ini akan dilakukan dengan integrasi ekosistem omnichannel yang sudah dibentuk perusahaan.
"Dalam 3-4 tahun ke belakang, masing-masing brand masih optimisasi secara independen. Ke depannya dengan sinergi ini kita melihat banyak sekali peluang," ujar CFO Tiket, Ronald Liem, dalam konferensi pers, Selasa (18/10/2022).
Menurutnya dengan integrasi yang telah terbentuk. perusahaan dapat menciptakan pertumbuhan kinerja keuangan yang berkelanjutan.
Pasalnya, perusahaan memiliki kemampuan untuk melayani pelanggan, baik secara online dan juga offline.
Di sisi lain, beban biaya yang dikeluarkan perusahaan akan terus ditekan utamanya berasal dari biaya marketing dan biaya diskon.
"Harapannya kita akan bisa mencapai titik breakeven dan kemudian profit," ucap Ronald.
Baca juga: Bakal IPO, Blibli Pastikan Djarum Tidak Hengkang
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.