Lebih lanjut dia menjelaskan, hal tersebut diperkirakan akan terjadi lantaran kenaikan suku bunga kredit berpotensi akan mendorong kenaikan biaya pinjaman (cost of borrowing) pelaku usaha yang akan menahan upaya untuk memperkuat momentum pertumbuhan.
"Dampaknya pada perbankan, kenaikan suku bunga acuan BI diperkirakan berpotensi juga berdampak pada sektor riil dan pasar keuangan," ucapnya.
Meskipun demikian, menurutnya, kebijakan BI yang fokus pada menjaga stabilitas sistem keuangan, diharapkan dapat mendukung pemulihan ekonomi yang berkesinambungan.
Hal ini terlihat dari upaya yang akan melanjutkan relaksasi kebijakan makroprudensial seperti LTV pada KPR dan DP Kredit Kendaraan Bermotor yang tetap akomodatif sehingga tetap mendorong permintaan kredit.
Seperti diketahui, BI telah tiga kali menaikkan suku bunga acuannya selama tiga bulan terakhir dengan total kenaikan sebanyak 125 basis poin. Kini suku bunga acuan BI berada di level 4,75 persen.
Baca juga: Bahlil Jajal Bus Listrik untuk KTT G20 di Bali
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.