Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layanan Tokopedia Ini Bisa Tekan Biaya Ongkir hingga Rp 0

Kompas.com - 22/10/2022, 17:14 WIB
Elsa Catriana,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Salah satu perusahaan e-commerce Tokopedia menggenjot layanan Dilayani Tokopedia yang merupakan layanan yang bisa dimanfaatkan para seller (penjual) UMKM dan konsumen untuk menekan biaya ongkos kirim alias ongkir.

AVP of Fulfillment Business Development Tokopedia, Samuel Simanjuntak mengatakan, lewat layanan ini para penjual atau seller UMKM bisa menitipkan produk di gudang pintar Tokopedia di wilayah dengan permintaan tinggi, agar mereka tidak perlu pindah ke kota besar untuk menjangkau pasar.

Sementara di sisi customer atau pembeli, bisa mendapatkan produk tersebut dengan lebih cepat dan efisien serta tarif ongkos kirim menjadi lebih murah.

Baca juga: Berikut Tarif Layanan Dilayani Tokopedia untuk UMKM

"Dengan adanya layanan ini sebenarnya tujuan utama itu ujung-ujungnya biayanya itu semakin rendah, karena produknya itu instan kayak kita kirim dari Jakarta ke Surabaya atau di lokasi gudang lain Jakarta ke Medan dan segala macam , yang kalau sudah dibeli oleh pembeli itu ongkirnya mahal, tapi kalau produknya udh ada di sini itu biaya ongkirnya bisa jauh lebih dipangkas bahkan deliverynya lebih cepat tapi biayanya bisa lebih murah," ujarnya dalam jumpa pers belum lama ini.

Adapun untuk biaya yang dikenakan ke UMKM yang ingin memanfaatkan layanan ini dipaparkan dia, Rp 750 per produk untuk penyimpanan 60-90 hari dan Rp 2.000 untuk penyimpanan lebih dari 90 hari.

"Biaya untuk 30 hari pertama gratis dan selanjutnya sesuai rasio jumlah penyimpanan. Kalau penyimpanannya fast movie itu akan lebih murah. Selain itu penentuan tarif semuanya sudah ada simulasi perhitungannya di website, jadi semuanya transparan," paparnya.

Menurut dia ada 4 manfaat yang dirasakaan para UMKM ketika memanfaatkan layanan ini yaitu adalah mudah mengembangkan bisnis, hemat biaya, ongkir Rp 0, dan produk tiba maksimal 48 jam, hingga dashbord dengan teknologi analitis.

Dia menambahkan, sepanjang kuartal III/2022, secara keseluruhan, jumlah pembeli yang menggunakan Dilayani Tokopedia naik 1,5 kali lipat dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya, sedangkan jumlah transaksinya melonjak lebih dari 2 kali lipat.

"Di sisi lain, jumlah penjual yang memanfaatkan Dilayani Tokopedia meningkat lebih dari 2 kali lipat," ungkapnya.

Pelaku UMKM juga merasakan dampak positif hadirnya layanan ini. Setelah menggunakan Dilayani Tokopedia sejak 2020, Pemilik Cozylila, Herry Bong, melihat adanya peningkatan omzet yang signifikan,

“Berkat Dilayani Tokopedia, usaha kami justru melesat bahkan di tengah pandemi karena produk Cozylila semakin mudah dijangkau oleh lebih banyak pembeli, termasuk di Makassar hingga Papua," kata dia.

Pun yang dialami oleh Pemilik Lumosh Fine Ceramics Raymond Tjiadi.

Raymond mengatakan, sejak ia menitipkan produknya di gudang pintar Dilayani Tokopedia di Jakarta, omzet bisnisnya mengalami kenaikan sebesar 2 kali lipat.

“Walau kami baru memanfaatkan Dilayani Tokopedia selama tiga bulan, kami sangat senang karena produk keramik buatan perajin Probolinggo tidak hanya bisa dinikmati oleh masyarakat lokal Surabaya dan sekitarnya, tetapi juga bisa tembus pasar nasional," jelas dia.

Baca juga: Syarat dan Cara Mendaftar Layanan Dilayani Tokopedia untuk UMKM, Bisa Tekan Biaya Ongkir

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com