Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Indonesian Insight Kompas
Kelindan arsip, data, analisis, dan peristiwa

Arsip Kompas berkelindan dengan olah data, analisis, dan atau peristiwa kenyataan hari ini membangun sebuah cerita. Masa lalu dan masa kini tak pernah benar-benar terputus. Ikhtiar Kompas.com menyongsong masa depan berbekal catatan hingga hari ini, termasuk dari kekayaan Arsip Kompas.

Alasan Kita Rentan Kena Tipu Berkedok Investasi: Percaya

Kompas.com - 23/10/2022, 08:01 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Cerita sukses di media sosial apalagi melibatkan sosok dikenal publik, lanjut dia, wajar membuat orang cenderung mudah terbujuk untuk ikut-ikutan dan bahkan rentan terjerat skema penipuan.  

"Jebakannya termasuk lebih susah memfilter mana yang benar-benar kaya (sehingga investasinya patut ditengok) dan mana yang sekadar pencitraan. Kalau enggak jeli, gampang silau," ujar Ruisa.

Dari semuanya, Ruisa mengingatkan bahwa investasi juga butuh bekal ilmu dan pengetahuan, sehingga pilihan strateginya pun terukur. 

"Ingat, investasi itu cara untuk mengembangkan aset. Kalau tidak matang (pengetahuannya dan langsung masuk ke wilayah investasi berisiko besar), gampang terjebak greedy, bahkan rentan pula kena penipuan berkedok investasi," ungkap Ruisa.

Merujuk data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), orang Indonesia yang disebut sudah benar-benar terliterasi keuangan belum sampai 40 persen. Artinya, yang bersangkutan sudah benar-benar paham manfaat, instrumen, dan risiko dari setiap langkah keuangannya, termasuk dalam hal investasi. 

Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan (SNLIK) yang digelar OJK pada 2019 mendapati tingkat literasi keuangan dan inklusi keuangan 2019 masing-masing mencapai 38,03 persen dan 76,19 persen. 

"Yang satu (literasi keuangan) bicara soal pengetahuan, benar-benar tahu. Yang satunya lagi (inklusi keuangan), punya instrumen keuangan tapi belum tentu tahu," papar Ruisa. 

Menurut Ruisa, data itu memperlihatkan banyak orang punya instrumen keuangan tetapi tidak paham profil dan risikonya. 

Kehadiran media sosial sejatinya bisa dilihat sebagai hal bagus untuk mendorong literasi.  Lonjakan peminat bursa yang didominasi milenial dan generasi Z, sebut Ruisa, harus diakui sebagai bukti pengaruh media sosial.

Sayangnya, banjir informasi juga kerap hanya sepotong-sepotong sehingga malah membuat orang melompat terlalu tinggi ketika memasuki ranah investasi.

"Dana darurat belum ada, padahal persiapan duit wajib di depan, tetapi sudah spekulasi ke produk advance. Itu yang tidak imbang kecepatannya," tutur dia.

Menabung dulu, investasi kemudian

Selain mendorong regulator untuk lebih masif mematangkan literasi keuangan masyarakat, Ruisa juga meminta pemilihan influencer—bila memang harus memakainya—semestinya yang benar-benar mendidik dan bukan sekadar mendorong cara cepat menjadi kaya. 

"Harus kasih pengetahuan dari nol, dari basic keuangan, membenahi cashflow. Perlu didorong menabung dulu, penuhi kewajiban dulu termasuk persiapan dana darurat," sebut Ruisa.

Merujuk OJK, dana darurat bagi seseorang yang belum menikah dan tak ada tanggungan setidaknya 3-6 kali gaji atau pendapatan. Adapun bagi mereka yang sudah berkeluarga, besaran dana darurat yang harus tersedia paling tidak adalah 6-12 kali gaji atau pendapatan. 

Bila mendapat uang kaget dalam nominal besar, lanjut Ruisa, penempatannya pun sebaiknya dipakai untuk memenuhi alokasi kebutuhan pada masa depan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Survei Prudential: 68 Persen Warga RI Pertimbangkan Proteksi dari Risiko Kesehatan

Earn Smart
7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

7 Contoh Kebijakan Fiskal di Indonesia, dari Subsidi hingga Pajak

Whats New
'Regulatory Sandbox' Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

"Regulatory Sandbox" Jadi Ruang untuk Perkembangan Industri Kripto

Whats New
IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

IHSG Melemah 0,83 Persen dalam Sepekan, Kapitalisasi Pasar Susut

Whats New
Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Nasabah Bank DKI Bisa Tarik Tunai Tanpa Kartu di Seluruh ATM BRI

Whats New
Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Genjot Layanan Kesehatan, Grup Siloam Tingkatkan Digitalisasi

Whats New
Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Pelita Air Siapkan 273.000 Kursi Selama Periode Angkutan Lebaran 2024

Whats New
Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Puji Gebrakan Mentan Amran, Perpadi: Penambahan Alokasi Pupuk Prestasi Luar Biasa

Whats New
Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Pengertian Kebijakan Fiskal, Instrumen, Fungsi, Tujuan, dan Contohnya

Whats New
Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Ekspor CPO Naik 14,63 Persen pada Januari 2024, Tertinggi ke Uni Eropa

Whats New
Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

Tebar Sukacita di Bulan Ramadhan, Sido Muncul Beri Santunan untuk 1.000 Anak Yatim di Jakarta

BrandzView
Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Chandra Asri Bukukan Pendapatan Bersih 2,15 Miliar Dollar AS pada 2023

Whats New
Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Tinjau Panen Raya, Mentan Pastikan Pemerintah Kawal Stok Pangan Nasional

Whats New
Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Kenaikan Tarif Dinilai Jadi Pemicu Setoran Cukai Rokok Lesu

Whats New
Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Puasa Itu Berhemat atau Boros?

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com