Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Untar untuk Indonesia
Akademisi

Platform akademisi Universitas Tarumanagara guna menyebarluaskan atau diseminasi hasil riset terkini kepada khalayak luas untuk membangun Indonesia yang lebih baik.

Selalu Ada Peluang di Tengah Ketidakpastian

Kompas.com - 24/10/2022, 11:20 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Oleh: Frangky Selamat*

WALAU situasi ekonomi dunia sedang tidak baik-baik saja dan kondisi ekonomi Indonesia yang relatif kondusif kendati terjadi kenaikan harga BBM pada 3 September 2022 lalu, membuat sejumlah pemilik usaha tetap merasa optimis menjalankan roda usaha.

Viktor, misalnya, seorang pengusaha muda pemilik coffee shop yang sedang berkembang pesat.

Bisnisnya pada tahun ini berjalan lancar. Dua gerai yang baru direnovasi memperlihatkan kemajuan yang signifikan. Tingkat penjualan yang dicapai telah mendekati masa sebelum pandemi.

Bahkan tiga bulan terakhir ketika sejumlah kalangan marak membicarakan situasi ekonomi 2023 yang penuh tanda tanya, penjualan naik 10 hingga 15 persen. Baginya kondisi ekonomi dunia tidak memengaruhi bisnis yang dijalani.

Tahun depan, Viktor tetap menjalankan rencana ekspansi ke sejumlah perkantoran. Baginya segmen pasar ini begitu menguntungkan dengan daya beli yang kuat.

Hal senada juga disampaikan Darmin, seorang pengusaha muda yang giat menawarkan pakaian fitness dan jogging. Ketika pandemi dua tahun terakhir, penjualan justru meningkat.

Tahun 2023 baginya memberikan harapan karena ia berencana memperluas lini produk ke cabang olahraga lain.

Kenaikan harga bahan baku karena kenaikan harga BBM dan menguatnya kurs dollar AS terhadap rupiah tidak memberikan dampak negatif yang kuat pada penjualan.

Cerita gembira mengenai bisnis yang dijalankan tak selalu sama untuk produk yang berorientasi ekspor.

Deni, misalnya, seorang pengusaha mebel yang biasa mengekspor produknya ke Eropa dan Amerika.

Tahun 2021 lalu, penjualan luar biasa. Sampai dengan kuartal II tahun ini, penjualan masih bagus. Lain cerita ketika memasuki kuartal III, penjualan melambat. Banyak pengusaha mebel yang masih menanti situasi hingga akhir tahun ini.

Sementara bagi pengusaha mebel yang menyasar ke kalangan menengah bawah, penjualan sudah melambat sejak awal tahun.

Memang benar adanya, ketika ekonomi dalam negeri digerakkan oleh konsumsi, bisnis yang berkecimpung di pasar domestik dan lebih ditujukan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari, relatif tidak menghadapi rintangan berarti.

Inflasi tinggi yang dapat mengikis daya beli menjadi tantangan yang harus diredam oleh pemerintah agar geliat ekonomi tetap bergairah.

Pemicu peluang

Sejatinya, wirausaha tetap memandang selalu ada peluang di dalam situasi apapun. Justru ketika kesulitan datang, dapat menyulut kreativitas yang menghadirkan inovasi baru.

Peluang yang hadir selalu melahirkan harapan bisnis yang terus berjalan tanpa mengenal situasi dan waktu.

Begitu pentingnya peluang, Hanohov dan Baldacchino (2017) serta Wang dkk (2013) mengemukakan empat aspek yang memengaruhi identifikasi peluang.

Pertama, pengetahuan terdahulu. Pengetahuan sebelumnya memainkan peran kunci dalam identifikasi peluang kewirausahaan (Baron, 2006).

Semua orang mengembangkan stok pengetahuan individu sepanjang hidup mereka, dan oleh karena itu beberapa orang lebih mungkin untuk mengenali peluang daripada yang lain (Shane, 2000).

Pengetahuan yang berkaitan dengan kebutuhan pelanggan, pasar, dan industri dianggap sangat relevan dalam kewirausahaan.

Kedua, motivasi. Motivasi telah mendapat perhatian yang cukup besar karena pengaruhnya terhadap kewirausahaan termasuk identifikasi peluang dan penciptaan usaha baru.

Sejumlah peneliti mendukung teori motivasi “dorong-tarik”, yang menunjukkan bahwa faktor negatif, seperti kondisi ekonomi yang buruk, mendorong individu menjauh dari kondisi yang tidak diinginkan dan menjadi wirausaha dengan berinovasi (Segal dkk, 2005).

Shane dan kawan-kawan (2012) berpendapat bahwa pengenalan peluang dipengaruhi oleh berbagai motivasi kewirausahaan, termasuk kebutuhan untuk berprestasi, keinginan untuk mandiri, gairah, dorongan, dan penetapan tujuan.

Ketiga, pengetahuan berwirausaha. Pengetahuan berwirausaha dapat didefinisikan sebagai pengetahuan sebelumnya tentang pasar, cara melayani pasar, dan masalah pelanggan (Shane, 2000).

Pengalaman dua tahun terakhir selama pandemi telah membekali para wirausaha pengetahuan bagaimana beroperasi dalam kondisi krisis. Bekal pengetahuan yang cukup ini telah membangun daya resiliensi menghadapi krisis selanjutnya.

Keempat, jejaring sosial. Jejaring sosial yang dikembangkan oleh wirausaha adalah basis untuk mengidentifikasi peluang.

Kolaborasi dengan segenap pemangku kepentingan adalah awal untuk aktivitas inovasi. Tanpa kolaborasi yang solid, sulit untuk menemukan peluang dan berinovasi.

Ketika banyak negara di belahan dunia lain sedang menghadapi kesulitan terkait situasi ekonomi yang suram, cerita para pengusaha yang tetap optimis menghadirkan secercah harapan tahun mendatang.

Di tengah pesimisme ekonom akan gambaran suram ekonomi global 2023 yang dikhawatirkan berdampak buruk pada kondisi ekonomi dalam negeri, semangat para pebisnis mengungkap jelas pemulihan ekonomi yang terus bergerak maju.

*Dosen Tetap Program Studi Sarjana Manajemen Universitas Tarumanagara

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com