Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sentimen Positif Bayangi Pasar Saham Sepekan, Ini Pilihan Saham Indo Premier Sekuritas

Kompas.com - 24/10/2022, 14:01 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Equity Analyst PT Indo Premier Sekuritas, Mino mengatakan ada banyak sentimen positif pada minggu lalu yang berlanjut di pekan ini, dan bakal membayangi pasar saham sepekan.

Dia menyebutkan ada delapan sentimen positif dari minggu lalu yang bakal menggerakkan market pada pekan ini, mencakup neraca perdagangan September yang kembali surplus, keputusan Bank Indonesia yang menaikkan suku bunga kredit, dan masih solidnya pertumbuhan kredit September.

Kemudian, sentimen pekan ini juga mencakup kebijakan uang muka 0 persen untuk kredit kendaraan bermotor hingga akhir 2023, aksi beli investor asing, solidnya laporan keuangan emiten di kuartal III tahun 2022, serta kenaikan harga minyak kelapa sawit dan lebih baiknya beberapa laporan Keuangan di Wall Street.

"Sementara itu sentimen negatif dari minggu lalu hanya ada 2 yakni naiknya imbal hasil obligasi pemerintah AS dan tertekannya nilai tukar Rupiah," kata Mino dalam siaran pers, Senin (24/10/2022).

Baca juga: Cara Investasi Saham bagi Pemula dan Beberapa Tipsnya

Surplus neraca perdagangan

Terkait neraca perdagangan September yang kembali surplus, Mino menjelaskan pada bulan September neraca perdagangan kembali tercatat surplus sebesar 4,94 miliar dollar AS (lebih tinggi dari consensus 4,84 miliar dollar AS), namun lebih rendah dari sebelumnya 5,71 miliar dollar AS.

"Surplus neraca perdagangan tersebut ditopang oleh pertumbuhan ekspor 20,28 persen yoy (sebelumnya 29,93 persen yoy) dan naiknya impor 22,02 persen yoy (sebelumnya 32,81 persen yoy). Di sepanjang kuartal III, Neraca perdagangan mencapai 14,92 miliar dollar AS (+13 persen yoy) dan dari awal tahun surplus mencapai 39,97 miliar dollar AS (+59 persen yoy)," jelasnya.

Suku bunga BI

Sementara itu, keputusan Bank Indonesia yang menaikan suku bunga acuan sebesar 50 bps menjadi 4,75 persen (konsensus 0,5 persen) sebagai langkah front loaded, pre emptive dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini terlalu tinggi dan memastikan inflasi inti kembali ke sasaran 3 persen +-1 persen lebih awal pada semester I 2023, serta memperkuat kebijakan stabilisasi nilai tukar rupiah di tengah menguatnya dollar AS dan ketidakpastian global.

Baca juga: 10 Saham Paling Cuan Pekan Ini

Pertumbuhan kredit solid

Pertumbuhan kredit September juga masih solid yakni sebesar 11 persen yoy naik dari sebelumnya 10,62 persen. Pertumbuhan kredit ini ditopang oleh seluruh jenis kredit (kredit modal kerja, investasi dan konsumsi) serta seluruh sektor ekonomi.

Setelah dalam empat minggu berturut-turut asing melakukan aksi jual sebesar Rp 7,84 triliun akhirnya pada perdagangan kemarin asing membukukan pembelian bersih sebesar Rp 5 miliar.

"Dengan pembelian bersih tersebut maka dari awal tahun asing telah membukukan beli bersih Rp 62,61 triliun," tegasnya.

Laporan keuangan emiten kuartal III-2022 solid

Sentimen positif lainnya yakni solidnya laporan keuangan emiten di kuartal III tahun 2022. Di sepanjang kuartal III 2022, BBCA membukukan pendapatan bunga bersih Rp 46,1 triliun dengan total pendapatan mencapai Rp 62,8 triliun. Laba operasional sebelum pencadangan mencapai Rp 39,6 triliun (9 persen yoy). Sementara itu laba bersih tumbuh 25 persen yoy menjadi Rp 28,9 triliun.

Baca juga: Jurus Bahana TCW Kelola Reksa Dana Saham di Tengah Ketidakpastian Ekonomi Global

Harga minyak kelapa sawit naik

Terkait harga komoditas minyak kelapa sawit yang berhasil membukukan kenaikan cukup signifikan naik 4,33 persen, Mino menegaskan kenaikan harga minyak kelapa sawit tersebut dipicu oleh melemahnya nilai tukar ringgit Malaysia terhadap dollar AS dan kekhawatiran akan gangguan cuaca.

Sisi domestik dan eksternal

Mino lantas menjelaskan sejumlah sentimen positif yang bakal menggerakkan market dalam sepekan mendatang yakni dari sisi domestik ada laporan keuangan emiten di kuartal III – 2022, perkembangan nilai tukar Rupiah terhadap dollar AS dan harga komoditas.

"Sementara itu dari sisi eksternal, market minggu ini akan tertopang oleh berlanjutnya musim laporan keuangan kuartal III, perkembangan yield obligasi, rilis data Indeks Pengeluaran Konsumen (PCE), indeks manufaktur dan data pertumbuhan ekonomi China dan AS di kuartal III," tegasnya.

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com