Dari sisi sentimen negatif, kekhawatiran investor terhadap peluang tertekannya ekonomi AS seiring keagresifan The Fed dalam menaikan suku bunga acuan paska dirilisnya data inflasi yang masih lebih tinggi dari ekspektasi sempat membuat imbal hasil obligasi pemerintah dengan tenor 10 tahun menyentuh level 4,337 persen yang merupakan level tertingginya dalam 14 tahun terakhir.
"Namun munculnya ekspektasi bahwa The Fed akan menurunkan keagresifannya dalam menaikan suku bunga acuan membuat yield bergerak turun ke level 4,21 persen," tegasnya.
Sentimen negatif kedua yakni menguatnya nilai tukar dollar AS terhadap mata uang utama lainnya membuat Rupiah Kembali mengalami tekanan dan pada minggu lalu menyentuh level Rp 15.600 an per dollar AS.
Mino merekomendasikan aksi buy pada sejumlah saham untuk trading, yakni PGAS (Support 1.780, Resistance 1.950, Cut Loss 1.730). Kemudian, ADRO (Support 3.760, Resistance 4.200, dan Cut Loss 3.570).’
Lalu, INDF (Support 6.050, Resistance 6.500, dan Cut Loss: 5.850). Kemudian, UNVR (Support 4.850, Resistance 5.650, dan Cut Loss 4.500). Selanjutnya, BBNI (Support 8.425, Resistance 9.600, dan Cut Loss 7.850).
Ada juga BBRI (Support 4.260, Resistance 4.580, dan Cut Loss 4.100). Lalu, BBCA (Support 8.225, Resistance 9.050, dan Cut Loss 7.875). Selanjutnya, KLBF (Support 1.840, Resistance 2.100 dan Cut Loss 1.725). Terakhir, ASII (Support 6.200 Resistance 6.850, dan Cut Loss 5.950).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.