Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pandemi Mulai Terkendali, Kebutuhan Vaksin Dinilai Masih Sangat Tinggi

Kompas.com - 24/10/2022, 18:20 WIB
Akhdi Martin Pratama

Editor

JAKARTA, KOMPAS.comVaksin Covid-19 produksi PT Bio Farma resmi meluncur pekan lalu. Peluncuran vaksin yang bernama IndoVac tersebut dilakukan oleh Presiden Joko Widodo di Bandung, Jawa Barat

Meski pandemi Covid-19 mulai terkendali, kebutuhan akan vaksin masih sangat tinggi. Apalagi muncul kekhawatiran munculnya varian baru seperti XBB.

Di sisi lain, banyak masyarakat Indonesia belum mendapatkan vaksin booster dan berisiko terjadi penularan di masyarakat.

Baca juga: Erick Thohir soal Indovac: Sejak Awal Saya Yakin RI Bisa Produksi Vaksin Covid-19

 

Epidemiologi Universitas Gajah Mada (UGM), Riris Andono Ahmad menilai, produksi vaksin Indovac dari Biofarma menjadi salah satu strategi untuk menggendalikan penyebaran Covid-19.

"Sehingga produksi vaksin sangat penting. Memang saat ini di komunitas sudah ada imunitas. Namun belum sampai level menghentikan penularan. Fungsi produksi vaksin itu diperlukan untuk menjaga tingkat imunitas di masyarakat," ujar Riris dilansir dari Kontan.co.id, Senin (24/10/2022).

Pandemi memberikan kesempatan lebih bagi Bio Farma untuk berperan dalam menggembangkan vaksin, termasuk Covid-19.

"Kalau Indonesia mau berkompetisi dikancah global, kita harus menguasai teknologi produksi obat dan vaksin," terang Riris.

Dengan Bio Farma memproduksi Indovac, menurut Riris juga akan membuat Indonesia dapat mengurangi ketergantungan akan vaksin dari negara lain. Indonesia lanjut Riris tak bisa lepas sepenuhnya dari ketergantungan negara lain dalam produksi obat dan vaksin.

Ini disebabkan banyak paten obat dan vaksin dipegang oleh negara maju dan kaya.

Baca juga: Produksi Vaksin Covid-19 Indovac Diharapkan Bisa Kurangi Ketergantungan RI dengan Vaksin Negara Lain

Peluncuran IndoVac melengkapi portofolio produk vaksin Bio Farma. Bio Farma juga memproduksi ragam vaksin lain seperti misalnya vaksin polio difteri, meningitis, flu dan campak.

“Untuk vaksin polio, Bio Farma ini menguasai 70 persen dari pangsa pasar dunia. Bio Farma mensuplai vaksin polio ke seluruh negara,” ujar Jokowi.

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir menyampaikan, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dari vaksin Indovac mencapai 90 persen. Bibit vaksin Indovac memang dikerjasamakan dengan negara lain. Namun untuk uji klinis, riset and development (RnD) hingga produksi dilakukan di Indonesia.

"Tapi ini yang kita harapkan RnD-nya harus ada di Indonesia, ini yang kita dorong," kata Erick dalam peluncuran Vaksin Indovac secara virtual di Kanal YouTube Sekretariat Presiden.

Pada tahap awal, Bio Farma berencana memproduksi maksimal 20 juta dosis IndoVac di tahun 2022. Jumlah tersebut dapat dinaikkan menjadi 40 juta dosis per tahun 2023 dengan penambahan fasilitas produksi. (Ahmad Febrian)

Baca juga: Ini Keunggulan IndoVac, Vaksin Covid-19 Produksi Bio Farma

Artikel ini telah tayang di Kontan.co.id dengan judul: Meski Pandemi Mulai Terkendali, Kebutuhan Vaksin Masih Sangat Tinggi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Komersialisasi Gas di Indonesia Lebih Menantang Ketimbang Minyak, Ini Penjelasan SKK Migas

Whats New
Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Mulai Mei 2024, Dana Perkebunan Sawit Rakyat Naik Jadi Rp 60 Juta Per Hektar

Whats New
KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

KA Argo Bromo Anggrek Pakai Kereta Eksekutif New Generation per 29 Maret

Whats New
Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Mudik Lebaran 2024, Bocoran BPJT: Ada Diskon Tarif Tol Maksimal 20 Persen

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com