Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Strategi BNI Jaga Likuiditas di Tengah Ancaman Resesi Global

Kompas.com - 24/10/2022, 19:47 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk memiliki strategi menjaga likuiditas di tengah ancaman resesi global yang saat ini volatilitasnya cukup tinggi akibat kenaikan suku bunga acuan Amerika Serikat (AS) dan inflasi tinggi.

Direktur Utama BNI Royke Tumilaar mengatakan, perseroan menyesuaikan strategi bisnis dengan perkembangan bisnis terkini dan kondisi di dalam dan luar negeri yang sedang berkembang.

"Perkembangan pertumbuhan bisnis kita juga kita coba untuk sesuaikan dengan kondisi yang ada," ujarnya saat konferensi pers Paparan Kinerja BNI Kuartal III 2022, Senin (24/10/2022).

Dia menjelaskan, BNI akan mulai menjaga likuiditas perseroan dengan menargetkan Loan to Deposit Ratio (LDR) di bawah 90 persen pada 2023. Hingga Kuartal III 2022, LDR BNI berada di level 91,2 persen.

Baca juga: Hadapi Resesi 2023, Ini Jurus yang Disiapkan Pemerintah

Perseroan juga menjaga pertumbuhan penyaluran kredit sekonservatif mungkin agar likuiditas kredit dan permodalan masih cukup aman untuk BNI bertahan di tengah situasi krisis global seperti sekarang.

Mengendalikan rasio kredit macet (non performing loan/NPL) juga menjadi strategi perseroan agar tetap bisa bertahan menghadapi situasi ini. Salah satu cara mengendalikan NPL ialah dengan menyalurkan kredit secara hati-hati dan konservatif.

"Kami juga memang mengukur kondisi likuiditas. Kami juga melihat era bahwa suku bunga rendah sudah berakhir, mulai dengan suku bunga tinggi," ucapnya.

Baca juga: Tumbuh 76,8 Persen, BNI Kantongi Laba Bersih Rp 13,7 Triliun di Kuartal III 2022

 


Menurutnya, menjaga likuiditas perseroan ini diperlukan agar bisa menghadapi ancaman resesi global lantaran di 2023 konsisi likuiditas perbankan dapat dipastikan akan cukup ketat.

"Untuk itu kami sudah antisipatif untuk menjaga likuiditas yang cukup dan pertumbuhan kredit yang sehat dengan permodalan yang saat ini kami rasa cukup baik untuk kita hadapi resesi yang akan ancaman di global," tukasnya.

Hingga Kuartal III 2022, BNI telah memiliki tingkat permodalan dan likuiditas yang kuat dan memadai. Hal ini tercermin dari Capital Adequacy Ratio (CAR) yang berada di level 18,9 persen, LDR 91,2 persen, Liquidity Coverage Ratio (LCR) 193 persen, dan Net Stable Funding Ratio (NSFR) 124 persen.

Sementara itu, pertumbuhan kredit BNI mencapai 9,1 persen yoy menjadi Rp 622,61 triliun dengan fokus pada segmen berisiko rendah, debitur top tier di setiap sektor industri prospektif, serta regional champion di masing-masing daerah.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com