Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Giokniwati
Trainer, Coach, Consultant. Founder of Elevasi Performa Insani (elevasi.id)

Perempuan yang memiliki kegairahan dalam mengelevasi sumber daya manusia sehingga lebih berdaya, berkinerja unggul, dan memiliki makna. Seorang pengamat kehidupan yang memetik buah inspirasi untuk dibagikan kepada orang lain melalui tulisan maupun sesi bicara.

Tim yang Antusias Membangun Tim Produktif

Kompas.com - 25/10/2022, 10:24 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

TIM Anda antusias setelah menerima kenaikan gaji? Tentu saja bagi si penerima dengan besaran nominal yang sesuai ekspektasi.

Berapa lama antusiasme itu bertahan? Tiga bulan? Enam bulan?

Ops, mereka semakin rajin menjelajahi aplikasi belanja daring dan berdampak pada semakin besarnya pengeluaran.

Sisa penghasilannya menjadi sama seperti sedia kala. Tingkat antusiasme pada pekerjaan pun kembali ke tingkat sedia kala sebelum naik gaji, bahkan bisa anjlok ke lebih rendah.

Banyak penelitian terkait kontribusi insentif atau monetary reward terhadap antusiasme yang bertahan hanya sebentar atau bahkan kalah signifikan dampaknya dengan aspek lain seperti pengakuan dan perhatian.

Dan Ariely-seorang profesor di bidang psikologi kognitif melakukan riset pada departemen perangkai chip komputer di salah satu pabrik Intel.

Ada empat kelompok pekerja yang dijadikan “kelinci percobaan” dalam hal pemberian insentif pada hari pertama setelah siklus libur berdurasi empat hari.

Tujuannya adalah agar produktivitas hari pertama dari total empat hari siklus kerja mereka dapat meningkat dan secara rata-rata juga dapat lebih tinggi.

Kelompok A diberi bonus uang tunai senilai 30 dollar AS—setara dengan biaya 4-5 kali makan. Kelompok B diberi voucher pizza untuk porsi keluarga. Kelompok C diberi teks pujian dari atasan mereka “kerja bagus!”

Semua diberikan jika mereka mencapai atau melebihi target. Kelompok D tidak diberikan insentif apa pun.

Hasilnya, kelompok dengan insentif, yaitu A, B, C meningkat produktivitasnya. Kelompok uang meningkat 4,9 persen, kelompok voucher pizza 6,7 persen, dan kelompok teks pujian 6,6 persen.

Namun itu pada hari pertama saja! Jika dihitung rata-rata produktivitas selama satu siklus empat hari tersebut, hasilnya kelompok A—insentif uang—menurun paling banyak, yaitu minus 6,5 persen.

Padahal kompensasi dan benefit adalah pengeluaran yang tidak kecil dalam perusahaan.

Inilah formula untuk meningkatkan antusiasme sehingga mampu membawa produktivitas. Kalimat ini dapat menjadi indikator. Buatlah anggota tim Anda berkata:

  • “Gue bangga pol lho bisa bikin ginian di kantor.”
  • “Nyanyi? Gue banget tuh.”
  • “Rasanya gimana gituh bisa kontribusi dan namaku disebut sama Direksi.”
  • “Bisa nyambung sama boss gede itu sesuatu deh.”
  • “Bahagia banget aku lebih baik dari waktu ke waktu.”

1. “I create thing, I am a creator

Saya masih ingat beberapa tahun lalu, saat eLevasi membeli sekitar dua puluhan kursi dari IKEA. Tentu saja sesuai konsep IKEA, kursi ini kami bawa pulang dalam bentuk kardus pipih sehingga semuanya mampu kami angkut dalam sebuah mobil minivan kami.

Ya, knockdowm system. Saya masih mengingat wajah puas suami saya saat melaporkan bahwa hari tersebut dia ke kantor dan merampungkan “membuat” lima unit kursi.

Ternyata pada awal tahun 1940-an, sebuah produsen bernama P. Duff & Sons memasarkan adonan kue dalam kemasan, cukup ditambah air lalu diaduk, dipanggang, siap dimakan.

Hasilnya mengejutkan, tidak laku! Setelah diselidiki ternyata para perempuan merasa tidak berperan penting.

Fakta ini membuat perusahaan merevisi produknya dengan menambahkan proses mencipta di dapur. Ibu-ibu ini masih perlu menambahkan telur, minyak, atau susu.

Manusia berbahagia jika mencipta. Buatlah proyek-proyek penugasan dan ajak tim berpartisipasi. J

angan terlalu banyak intervensi, beri kelonggaran untuk berkreativitas. Buat proyek yang lebih menantang bagi para karyawan potensial.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com