Howard Gardner penemu kecerdasan majemuk mengatakan bahwa setiap manusia pintar sesuai bidangnya masing-masing.
Sebagai atasan pekalah terhadap kekuatan-kekuatan yang dimiliki oleh anggota tim. Galilah jika ada potensi yang belum terungkap. Fasilitasi anggota tim agar mereka bangga atas talenta unik mereka.
Selain penempatan pada tugas-tugas profesional yang ada pada uraian tugas dan tanggung jawab, buatlah kegiatan ekstrakurikuler atau tanggung jawab sosial perusahaan.
Saya banyak mengenal tim Halo BCA, mereka memiliki tingkat retensi karyawan yang sangat baik. Halo BCA punya beragam kegiatan untuk menyalurkan kekuatan alami tim member.
Saya mengenal Nano yang sangat berjiwa sosial dan dia diberikan mandat untuk mengelola kegiatan-kegiatan sosial. Sebutlah saat tsunami di Mentawai, atau yang terdekat kemarin, saat awal pandemi, juga perusahaan mendukung aksi sosial pribadinya yang memiliki rumah baca.
Demikian pula dengan olahraga dan seni, dibentuklah vocal group yang diberi kesempatan pentas di sana-sini.
Anggota tim yang memiliki potensi kepemimpinan, kemampuan analisa yang unggul diberikan proyek-proyek yang tiada habisnya.
Dampaknya? Inovasi terus-menerus bergulir, digulirkan oleh anggota tim yang berpotensi disertai rasa bangga.
Ada kebahagiaan ketika seseorang berkontribusi dan menghasilkan manfaat. Bayangkan jika yang dikerjakan oleh anggota tim diabaikan, tidak dilihat, atau bahkan dihancurkan di hadapannya.
Dan Ariel pernah membuat eksperimen menggunakan lego. Peserta diminta merakit lego Bionicle, pertama kali hasil rakitan mereka diperhatikan dan ditaruh di atas meja.
Selanjutnya rakitan mereka diterima tanpa perhatian dan langsung ditaruh di bawah meja. Rakitan selanjutnya langsung dibongkar.
Ternyata antusiasme mereka semakin menurun. Hal ini mengingatkan pada Dewa Zeus yang menghukum Sisyphus-sang raja yang kejam kepada rakyatnya.
Sisyphus diminta mendorong batu besar ke puncak bukit. Setelah bersusah payah sampainya di atas, batu itu digelundungkan kembali ke bawah. Sisyphus harus mendorongnya lagi ke atas, dan seterusnya.
Dewa Zeus pun mengategorikan kegiatan ini sebagai hukuman. Janganlah menghukum anggota tim dengan mengabaikan kontribusinya.
Persiapkan pekerjaan yang memberi kontribusi dan berilah pengakuan atas hasilnya. Berikan bimbingan agar kontribusinya benar-benar signifikan.
Saya masih mengingat detail peristiwa dan rasanya hingga saat ini setelah tujuh belas tahun berlalu. Waktu itu saya di Aspek Layanan Nasabah Prioritas di bank swasta terbesar.
Salah satu program yang kami selenggarakan adalah pameran lukisan. Kami secara tim bekerja luar biasa keras demi menyukseskan acara.
Pada hari H, direktur hadir dan bersiap membuka acara. Atasan saya langsung yang sekarang menjadi Direktur Utama BCA Digital—Ibu Lanny Budiati—mengajak kami bertemu jajaran direksi dan beliau mengatakan, “Pak DES, ini Lina dan Giokni dan tim mereka yang telah bekerja keras untuk program ini.”
Momen yang hanya lima menit dan kalimat itu masih saya rasakan dampak magis dengan kandungan motivasi dan antusiasme.
Tentu saja atasan yang mempraktikkan hal seperti akan mampu menjaga kobaran antusiasme pada proyek-proyek lainnya juga.
Connecting people—tagline Nokia yang masih relevan kapan pun. Koneksi antarmanusia merupakan kebutuhan manusia.