Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peneliti: Kandungan Etilen Glikol dalam Botol PET Masih Dikategorikan Aman

Kompas.com - 25/10/2022, 11:30 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Masyarakat tidak perlu panit terkait senyawa etilen glikol yang digunakan sebagai bahan dasar pembuatan botol-botol plastik jenis polyethylene terephthalate (PET) untuk air mineral.

Sebelumnya, senyawa etilen glikol juga diketahui digunakan sebagai peluruh di dalam sirup obat batuk.

Pakar teknologi polimer dari Departemen Metalurgi dan Material Fakultas Teknik (FT) UI Mochamad Chalid mengatakan, senyawa etilen glikol dalam sirup obat batuk dan sebagai bahan dasar pembuatan botol PET tidak saling terkait.

Baca juga: BPOM: Hati-hati, 3 Obat Mengandung Etilen Glikol Masih Dijual Online

Hal ini lantaran terdapat perbedaan peruntukan dan pengaruhnya di dalam tubuh manusia.

“Pada saat digunakan sebagai kemasan botol atau galon, plastik PET secara saintifik bisa dikategorikan aman,” kata dia dalam siaran pers, Selasa (25/10/2022).

Menurut Chalid, karakteristik utama etilen glikol sudah tidak ada lagi pada saat berganti jadi plastik PET.

Sementara, katalisnya pun dalam jumlah sangat sedikit dan aman.

“Dari sisi teknologi, plastik PET aman digunakan untuk kemasan makanan dan minuman,” imbuh dia.

Baca juga: Peneliti: Publik Tak Perlu Cemas Soal Kadungan Etilen Glikol pada Kemasan PET

Namun, ia bilang, publik yang panik bisa jadi akan mewaspadai dari mana sumber botol-botol plastik PET yang airnya mereka konsumsi.

Lebih lanjut, ia menjelaskan, pelaku usaha air minum dalam kemasan di Indonesia biasanya memproduksi dua jenis kemasan yaitu galon plastik keras polikarbonat (PC) yang mengandung bisphenol-A (BPA) dan juga kemasan botol plastik yang menggunakan plastik PET.

Baca juga: Daftar 5 Obat Sirup Terkontaminasi Etilen Glikol di Atas Batas Aman Menurut BPOM


Chalid memaparkan, kedua jenis plastik tersebut belakangan makin mencorong namanya karena dikait-kaitkan dengan isu kesehatan.

Meskipun menurut dia, keduanya sangat berbeda jauh soal keamanannya.

"Plastik PET lebih diterima secara global, berbeda dengan plastik BPA yang banyak kena regulasi dan larangan," ucap dia.

Sebagai informasi, dikutip dari data Asosiasi Industri Plastik Indonesia (Inaplas) dan Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia menghasilkan 64 juta ton sampah per tahun. Dari jumlah tersebut sebanyak 5 persen atau 3,2 juta ton merupakan sampah plastik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com