JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BRI menyambut baik keputusan Bank Indonesia (BI) memperpanjang uang muka atau down payment (DP) 0 persen untuk kredit kendaraan bermotor dan pelonggaran rasio Loan to Value (LTV) 100 persen untuk kredit properti.
Corporate Secretary BRI Aestika Oryza Gunarto mengatakan kebijakan tersebut dapat membantu perseroan mendongkrak penyaluran kredit terutama di segmen konsumer.
Pasalnya, hingga semester I-2022 kredit BRI baru tumbuh 8,75 persen secara tahunan (year on year/yoy), sedangkan target pertumbuhan kredit sepanjang 2022 sebesar 9-11 persen secara yoy.
Baca juga: Bunga Deposito dan Kredit BRI Sudah Naik, Bagaimana dengan Bunga KPR?
"BRI optimistis relaksasi tersebut dapat memberikan dampak positif terhadap kinerja penyaluran kredit BRI, utamanya di segmen konsumer," ujarnya kepada Kompas.com, Senin (24/10/2022).
Menurutnya, kebijakan relaksasi LTV ini dapat membuat nasabah lebih mudah menjangkau rumah dan kendaraan impian lantaran terbebas dari kewajiban membayar DP di awal kredit.
"BRI menyambut baik kebijakan BI yang melanjutkan kebijakan relaksasi LTV, hal tersebut tentu meringankan masyarakat yang ingin mendapatkan hunian dan kendaraan bermotor karena dengan LTV 100 persen maka biaya yang dikeluarkan calon nasabah pada saat awal KPR menjadi lebih ringan," jelasnya.
Baca juga: Waspada, Penipuan Berkedok Perubahan Biaya Transaksi BCA dan BRI Masih Marak
Dengan diperpanjangnya kebijakan ini maka diharapkan dapat menstimulasi penyaluran kredit BRI di tengah kenaikan suku bunga acuan BI yang membuat bunga kredit menjadi naik.
Meskipun saat ini counter rate KPR BRI masih di level 13 persen, namun suku bunga kredit BRI telah mengalami kenaikan khususnya untuk kredit jangka pendek.
Ke depannya, BRI masih akan memantau perkembangan suku bunga acuan BI dan kondisi likuiditas perseroan untuk menentukan besaran bunga kredit. Dia bilang, BRI terus membuka ruang untuk melakukan penyesuaian suku bunga.
Baca juga: BRI Life Beri Bantuan Peralatan Kepada UMKM Makanan Ringan di Banjarnegara
Kendati demikian, penyesuaian suku bunga kredit tidak bisa dilakukan serta merta begitu suku bunga acuan berubah. Hal tersebut dikarenakan berbagai faktor, di antaranya faktor likuiditas serta struktur simpanan dan pinjaman yang berbeda beda antar masing-masing bank.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.