JAKARTA, KOMPAS.com – PT PLN (Persero) mencatat hingga September 2022, sebanyak 948.152 unit Renewable Energy Certificate (REC) atau setara 948.152 Megawatt hour (MWh) energi terbarukan telah diklaim kepemilikannya oleh 233 perusahaan.
REC merupakan hasil transformasi layanan PLN untuk mempermudah pelanggan dalam mendapatkan pengakuan atas penggunaan EBT yang diakui secara internasional. Direktur Utama PLN, Darmawan Prasodjo mengatakan, ini merupakan bukti, ada banyak perusahaan yang beralih ke energi hijau.
"Ini juga menjadi bukti bahwa semakin banyak perusahaan yang bergerak ke arah industri hijau dengan mencari sumber energi yang keberlanjutan dan ramah lingkungan," kata Darmawan dalam siaran pers, Selasa (25/10/2022).
Baca juga: 5 Jenis Investasi Syariah yang Menguntungkan
Banyaknya minat perusahaan beralih ke energi bersih, dinilai mendukung program transisi energi. Hal ini juga sejalan dengan komitmen Indonesia sebagai tuan rumah Presidensi G20 untuk menekan emisi karbon dunia.
"Kami berkolaborasi, antara PLN dengan para pelaku industri untuk mendukung transisi energi bersih. Nantinya, pendapatan dari REC ini akan dialokasikan untuk pengembangan EBT," lanjut pria yang akrab disapa Darmo ini.
Adapun beberapa perusahaan yang menggunakan REC PLN untuk periode Agustus-September 2022 antara lain PT Cheiljedang, PT IOL Indonesia, PT South Pacific Viscose, PT Cargill, PT NTT Global Data Centers, PT Papandayan Industries, PT Astra Internasional dan group, PT Yamaha Indonesia Motor, PT Lion Super Indo, PT Castrol Manufacturing Indonesia, PT Kievit Indonesia, PT Bali Ocean Magic (Waterboom Bali), PT Toyota Boshoku Indonesia, PT Astra Otoparts, dan PT Advics Manufacturing Indonesia.
Baca juga: Beli iPhone 14 Dapat Promo Bebas 2 Kali Cicilan, Mau?
Darmawan menambahkan, dengan REC pelanggan bisa menggunakan energi hijau tanpa harus mengeluarkan biaya investasi untuk pembangunan infrastruktur. PLN juga menghadirkan opsi pengadaan untuk pemenuhan target sampai dengan 100 persen penggunaan energi terbarukan, dimana cara pengadaan atau pembeliannya relatif mudah dan cepat.
"Dulu pelaku bisnis mencari REC di luar negeri. Kini PLN sudah menyediakannya dan semakin banyak perusahaan di dalam negeri yang menggunakannya. Kami pastikan, energi yang digunakan pelanggan berasal dari pembangkit listrik berbasis EBT yang diverifikasi oleh sistem tracking internasional, APX TIGRs yang berlokasi di California, Amerika Serikat," tambah Darmawan.
Saat ini pembangkit energi hijau milik PLN yang terdaftar di APX adalah Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Kamojang dengan kapasitas 140 MW, PLTP Lahendong 80 MW dan PLTA Bakaru 130 MW, atau setara 2,5 juta MWh per tahun.
Baca juga: Harga Minyak Dunia Naik Imbas Kekhawatiran Pasokan dan Pelemahan Dollar AS
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.