Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengaruhi Bunga KPR dan Deposito, Apa Itu Suku Bunga Acuan BI?

Kompas.com - 26/10/2022, 09:30 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) tak asing ditemui di pemberitaan ekonomi berbagai media massa. Tak jarang suku bunga acuan ini dikait-kaitkan dengan bunga kredit dan deposito perbankan.

Namun sebagai orang kerap tidak memahami apa itu suku bunga acuan BI. Namun, tidak ada salahnya mengetahui pengertian dari suku bunga acuan karena pergerakan suku bunga acuan ini berkaitan dengan perekonomian negara.

Untuk itu, Kompas.com akan membantumu memahami apa itu suku bunga acuan dalam ulasan berikut ini.

Baca juga: Cicilan KPR Bisa Naik Rp 300.000 Per Bulan Imbas Kenaikan Suku Bunga BI

Pengertian Suku Bunga Acuan Secara Umum

Secara umum, pengertian suku bunga acuan adalah besaran bunga yang ditetapkan bank sentral setiap bulannya untuk menjadi acuan produk simpanan dan pinjaman bank serta lembaga keuangan lainnya.

Penetapan suku bunga acuan tiap bulannya bertujuan untuk menjaga stabilitas nilai mata uang dan mengurangi jumlah uang yang beredar.

Pasalnya, suku bunga acuan ini menjadi acuan perbankan dan lembaga keuangan lain untuk menentukan besaran bunga simpanan dan pinjamannya.

Baca juga: Bunga KPR Bank Mandiri Naik 25-50 Bps, Cek Suku Bunga Fixed Berjenjang 10 Tahun


Namun, bank sentral tidak bisa serta merta menetapkan naik-turunnya suku bunga acuan ini. Umumnya, penetapan suku bunga akan didasari pada tingkat inflasi, jumlah permintaan pada barang, kondisi ekonomi, dan sebagainya.

Oleh karenanya, fungsi dari suku bunga acuan di antaranya untuk mengendalikan laju inflasi, menjaga daya beli masyarakat, menstabilkan nilai tukar mata uang, hingga mendorong pertumbuhan ekonomi.

Lantas bagaimana jika suku bunga acuan naik? Apa dampaknya ke perbankan?

Menurut Ekonom sekaligus Direktur Center of Economic and Law Studies (Celios) Bhima Yudhistira, kenaikan suku bunga acuan akan berimbas pada bunga simpanan perbankan seperti deposito.

Kemudian karena bunga deposito bank naik, maka perbankan harus mengeluarkan biaya yang lebih besar untuk membayar bunga kepada para deposan.

Hal itulah yang membuat bank akhirnya menaikkan suku bunga kredit untuk menambal biaya pemberian bunga deposito yang lebih tinggi.

Baca juga: 5 Dampak Kenaikan Suku Bunga Acuan BI terhadap Masyarakat

"Jadi itu alur transmisinya suku bunga acuan naik, bunga deposito naik untuk jaga likuiditas perbankan, deposannya happy, uangnya tetap di perbankan disimpan tidak jadi dialihkan ke aset lainnya. Tapi bank harus menanggung biaya bunga yang lebih tinggi dan dia akan mengkompensasikan ke bunga kredit yang lebih mahal," ujar Bhima kepada Kompas.com, Jumat (26/10/2022).

Sementara jika suku bunga acuan turun, Bhima bilang, perbankan akan lebih lambat menurunkan bunga kreditnya atau tidak secepat saat bank sentral menaikkan suku bunga acuan.

"Waktu bunga acuan turun, bank relatif lambat menyesuaikan bunga kredit turunnya, tapi kalau BI menaikkan suku bunga 25 bps bank akan cepat merespons menaikkan subung pinjaman," jelasnya.

Baca juga: 5 Jenis Investasi Syariah yang Menguntungkan

Apa Itu Suku Bunga Acuan BI?

BI selaku bank sentral Indonesia melakukan penguatan kerangka operasi moneter melalui suku bunga acuan bernama BI-7 Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) yang berlaku efektif sejak 19 Agustus 2016 menggantikan BI Rate.

Penguatan operasi moneter melalui suku bunga acuan ini juga dilakukan oleh bank sentral negara lain seperti Amerika Serikat (AS) yang memiliki suku bunga acuan bernama Fed Funds Rate (FFR).

Dikutip dari laman resmi BI, kebijakan moneter melalui suku bunga acuan merupakan best practice international dalam pelaksanaan operasi moneter. Pasalnya, besaran suku bunga acuan dapat membantu bank sentral mencapai sasaran inflasi yang ditetapkan.

Baca juga: Beli iPhone 14 Dapat Promo Bebas 2 Kali Cicilan, Mau?

Sementara itu, BI menggunakan BI7DRR karena dapat secara cepat memengaruhi pasar uang, perbankan, dan sektor riil.

Instrumen kebijakan ini juga memiliki hubungan yang lebih kuat ke suku bunga pasar uang. Pasalnya, sifat BI7DRR lebih transaksional atau diperdagangkan di pasar, dan mendorong pendalaman pasar keuangan, khususnya penggunaan instrumen repo.

Dengan penggunaan instrumen BI7DRR sebagai suku bunga kebijakan baru, terdapat tiga dampak utama yang diharapkan BI, yakni:

  1. Menguatnya sinyal kebijakan moneter dengan BI7DRR sebagai acuan utama di pasar keuangan.
  2. Meningkatnya efektivitas transmisi kebijakan moneter melalui pengaruhnya pada pergerakan suku bunga pasar uang dan suku bunga perbankan.
  3. Terbentuknya pasar keuangan yang lebih dalam, khususnya transaksi dan pembentukan struktur suku bunga di Pasar Uang Antar Bank (PUAB) untuk tenor 3-12 bulan.

Demikian penjelasan singkat terkait pengertian suku bunga acuan.

Baca juga: Suku Bunga Acuan BI Naik Lagi, Kini Jadi 4,75 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Syariah Cetak Laba Bersih Rp 164,1 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Pegadaian Bukukan Laba Bersih Rp 1,4 Triliun pada Kuartal I 2024

Whats New
Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Program Makan Siang Gratis Butuh 6,7 Ton Beras Per Tahun, Bulog Tunggu Arahan Pemerintah

Whats New
BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

BTN Cetak Laba Bersih Rp 860 Miliar pada Kuartal I 2024

Whats New
Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Bulog Siap Jadi Pembeli Gabah dari Sawah Hasil Teknologi Padi China

Whats New
Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Bulog Baru Serap 633.000 Ton Gabah dari Petani, Dirut: Periode Panennya Pendek

Whats New
Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Dari Perayaan HUT hingga Bagi-bagi THR, Intip Kemeriahan Agenda PUBG Mobile Sepanjang Ramadhan

Rilis
INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

INACA: Iuran Pariwisata Tambah Beban Penumpang dan Maskapai

Whats New
Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Bank DKI Sumbang Dividen Rp 326,44 Miliar ke Pemprov DKI Jakarta

Whats New
OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

OASA Bangun Pabrik Biomasa di Blora

Rilis
Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Pengumpulan Data Tersendat, BTN Belum Ambil Keputusan Akuisisi Bank Muamalat

Whats New
Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Cara Hapus Daftar Transfer di Aplikasi myBCA

Work Smart
INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

INA Digital Bakal Diluncurkan, Urus KTP hingga Bayar BPJS Jadi Lebih Mudah

Whats New
Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Suku Bunga Acuan BI Naik, Anak Buah Sri Mulyani: Memang Kondisi Global Harus Diantisipasi

Whats New
Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal 'Jangkar' Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Ekonom: Kenaikan BI Rate Bakal "Jangkar" Inflasi di Tengah Pelemahan Rupiah

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com