Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompasianer Suprihati

Blogger Kompasiana bernama Suprihati adalah seorang yang berprofesi sebagai Administrasi. Kompasiana sendiri merupakan platform opini yang berdiri sejak tahun 2008. Siapapun bisa membuat dan menayangkan kontennya di Kompasiana.

Alpukat, Si Emas Hijau dan Berkat yang Berkelanjutan

Kompas.com - 26/10/2022, 10:29 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

INDONESIA bersyukur dikaruniai variasi jenis buah lokal yang sangat beragam. Ada aneka ragam buah dengan masa panen bergiliran jenis sepanjang tahun. Beberapa jenis buah mampu panen sepanjang tahun. Namun, sayang sekali potensi ini belum dioptimalkan dalam pemenuhan gizi keseharian warga.

Berdasarkan standar Organisasi Pangan dan Pertanian (FAO), masyarakat Indonesia terindikasi rawan kurang buah. Tingkat konsumsi buah masih sekitar 32,4 kilogram per kapita per tahun. Angka itu jauh di bawah patokan 73 kilogam per kapita per tahun (Kompas.id/)

Salah satu buah lokal yang sudah mapan beradaptasi adalah alpukat. Buah dengan rasa enak dan nilai gizi tinggi. Alpukat juga bernilai ekonomi tinggi sehingga dijuluki si emas hijau.

Baca juga: Cara Budidaya Alpukat Aligator di Pekarangan, Bisa Panen Setiap Saat

Aneka nilai gizi yang terkandung dalam buah sangat penting untuk kesehatan. Kebiasaan dan kecukupan konsumsi buah membantu mempertahankan kekebalan tubuh manusia. Konsumsi buah lokal dapat diracik menjadi bagian dari pencapaian kecupukan asupan buah.

Buah alpukat dalam kesehatan dikenal sebagai anti-hiperlipidemia. Agen yang mampu menurunkan jumlah kolesterol lipoprotein densitas rendah (LDL). Asupan alpukat yang memadai ditengarai mampu menjaga kadar kolesterol total.

Indonesia produsen alpukat peringkat lima dunia

Berdasarkan data FAO 2019, Indonesia menduduki peringkat kelima penghasil alpukat dunia. Produsen teratas adalah Meksiko, diikuti Republik Dominika, Peru, Kolombia. Indonesia di posisi kelima, lalu di bawahnya adanya Kenya, Brasil, Haiti, Cile dan Israel (scienceagri.com).

Berdasarkan daftar itu, Indonesia menjadi produsen alpukat pertama di tingkat Asia. Status itu berpotensi menggaet aneka peluang dalam kiprah perekonomian dan peran pemeliharaan kesehatan global.

Total produksi alpukat Indonesia mencapai 461.000 ton. Sentra produksi ada di Jawa Timur, Jawa Barat, Sumatera Barat, Jawa Tengah, dan Sumatera Selatan. Panenan mencakup varietas mentega, wina, pluwang, kendil, dan miki.

Permintaan alpukat dunia semakin meningkat. Produksi alpukat Indonesia juga mengalami laju positif. Merunut catatan Badan Pusat Statistik (BPS), sebanyak 609,05 ribu ton alpukat dipanen pada 2020.

Terjadi peningkatan produksi sebesar 31,9 persen [databoks.katadata.co.id].

Lonjakan luar biasa terjadi antara tahun 2019 ke 2020. Pasokan terbanyak berasal dari Jawa Timur sebesar 175,7 ribu ton, diikuti Jawa Barat 104,6 ribu ton. Jawa Tengah menggeser Sumatera Barat dengan menempati urutan ke tiga.

Ilustrasi alpukat, buah alpukat. SHUTTERSTOCK/MAMA_MIA Ilustrasi alpukat, buah alpukat.
Asal tumbuhan alpukat ditengarai dari lembah Tehuacan di Negara Bagian Puebla, Meksiko. Tumbuhan itu menyebar dan beradaptasi lintas negara yang zona agroekologinya sesuai, termasuk di Indonesia dengan aneka varian bentuk dan ukuran.

Saat ini dikembangkan jenis alpukat aligator (persea americana) yang dikenal sebagai giant avocado. Varian ini buahnya berukuran besar, daging buah tebal, proporsi biji terhadap bobot total dikurangi.

Baca juga: Berapa Kalori dalam Alpukat?

Alpukat aligator beratnya dapat mencapai lebih dari 1 kg per buah. Amatan saya di aneka stan kelompok tani pada Soropadan Agro Festival 2022, beratnya mencapai hampir 1kg per buah.

Dengan produktivitas yang tinggi dan bila dibarengi dengan harga yang memadai, alpukat jenis ini bisa menghasilkan keuntungan yang meggiurkan, menjadi emas hijau di lahan petani. Sementara pada tataran nasional bisa menjadi sumber pendapatan negara, sekaligus penjaga kesehatan masyarakat bersama, bagian dari kesejahteraan bangsa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemensos Buka 40.839 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Pemudik Lebaran 2024 Capai 242 Juta Orang, Angka Kecelakaan Turun

Whats New
Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Pasar Sekunder adalah Apa? Ini Pengertian dan Alur Transaksinya

Work Smart
Signifikansi 'Early Adopters' dan Upaya 'Crossing the Chasm' Koperasi Multi Pihak

Signifikansi "Early Adopters" dan Upaya "Crossing the Chasm" Koperasi Multi Pihak

Whats New
Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Rupiah Tertekan Dekati Rp 16.300 Per Dollar AS, BI Terus Intervensi Pasar

Whats New
Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Cara Gadai BPKB Motor di Pegadaian, Syarat, Bunga, dan Angsuran

Earn Smart
Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Harga Minyak Dunia Melonjak 3 Persen, Imbas Serangan Balasan Israel ke Iran

Whats New
Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Kembangkan Karier Pekerja, Bank Mandiri Raih Peringkat 1 Top Companies 2024 Versi LinkedIn

Whats New
Cara Cek Angsuran KPR BCA secara 'Online' melalui myBCA

Cara Cek Angsuran KPR BCA secara "Online" melalui myBCA

Work Smart
10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

10 Bandara Terbaik di Dunia Tahun 2024, Didominasi Asia

Whats New
Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Rupiah Melemah, Utang Luar Negeri RI Naik Jadi Rp 6.588,89 Triliun

Whats New
Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Simak, Rincian Kurs Rupiah Hari Ini di BCA hingga BNI

Whats New
Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Pegadaian Catat Penjualan Tabungan Emas Naik 8,33 Persen di Maret 2024

Whats New
BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

BUMN Farmasi Ini Akui Tak Sanggup Bayar Gaji Karyawan sejak Maret 2024

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com