Oleh: Alifia Putri Yudanti dan Brigitta Valencia Bellion
KOMPAS.com - Dalam sebuah tim, pemimpin mempunyai peran yang krusial untuk mengarahkan dan mengembangkan anggotanya. Sebab, hal ini tentu berpengaruh pada kesuksesan target yang akan diraih.
Model kepemimpinan mengayomi pun mulai santer digunakan pada masa kini. Mengutip HBR, dulu, banyak pemimpin yang lebih senang memberikan perintah daripada memberikan ruang tumbuh bagi karyawannya.
Namun, hal ini tidak lagi efektif karena menurut Al Falaq Arsendatama, Executive Coach dan ViseCoach Founder, dalam siniar Obsesif bertajuk “The Leader and The Coach” yang dapat diakses melalui dik.si/ObsesifS7EP2, pemimpin harus mampu memberdayakan anggota timnya.
Pemberdayaan ini bisa dimulai dengan memancing anggota tim berpikir untuk mencari solusi dari setiap permasalahan.
Selain itu, definisi pemimpin juga turut meluas. Jika dulu pemimpin diidentikan pada orang-orang yang mempunyai jabatan, kini semua orang bisa menjadi pemimpin. Sebab, “Kalo pemimpin dia bisa memimpin suatu community atau inisiatif tertentu,” ujar Al Falaq.
Sebelum menjadi pemimpin yang baik, seseorang harus memiliki beberapa kemampuan. Beberapa di antaranya adalah pemikiran yang strategis, komunikasi, menjalin relasi, mendengar aktif, bertanya, dan membantu karyawan berkembang.
Tak hanya itu, pemimpin juga harus bisa mengelola percakapan yang menghasilkan pemikiran baru. Al Falaq menjelaskan, “Jadi, facilitating proses berpikir agar orang tau tentang dirinya dan apa yang akan dia kerjakan.”
Baca juga: Kerajinan Tangan Anyaman dan Peluang Bisnis Internasional
Sebab, pemimpin sukses mampu memfasilitasi pertumbuhan anggota timnya sehingga mampu menghasilkan kinerja yang lebih baik lagi.
“Kita perlu kemampuan juga men-develop orang supaya orang mampu mengerjakan pekerjaan dengan baik. Ketika kita punya kemampuan mengelola pekerjaan dan mengembangkan kapasitas orang agar mampu mengerjakan pekerjaan itu,” tegas Al Falaq.
Kemampuan-kemampuan di atas penting dimiliki pemimpin karena setiap pekerjaan pasti akan ada tantangan. Waktu yang diperlukan untuk memupuknya pun tak sebentar.
Al Falaq juga menyebutkan model GROW yang bisa pemimpin lakukan untuk membantu mengembangkan kemampuan karyawan.
Pertama adalah goals (target). Dalam tahap ini, diperlukan kejelasan tujuan yang ingin dicapai, dikembangkan, dan diperoleh dalam beberapa waktu ke depan.
Kedua adalah reality (sesuai realitas), yaitu melihat keadaan masa kini saat ingin mencapai tujuan. Fokuskan pada kelebihan, kekurangan, dan hal-hal yang sudah diupayakan, tetapi masih belum berhasil.
Ketiga adalah options (opsi). Untuk meraih tujuan, dibutuhkan inovasi agar bisnis bisa berkembang. Inovasi juga penting dimiliki di kala beberapa pilihan utama tidak berjalan sesuai rencana.