Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gembok Saham akan Dibuka, GOTO Jajaki Penawaran Sekunder Terkoordinasi

Kompas.com - 27/10/2022, 20:10 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Periode penguncian saham atau locked up period saham PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO) akan berakhir pada 30 November 2022. Ini kemudian menimbulkan kabar, ketika locked up berakhir, pemegang saham GOTO sebelum pencatatan saham perdana atau pra-IPO berencana menjual kepemilikan sahamnya.

Merespons rumor tersebut, manajemen GOTO menjelaskan, perusahaan bersama dengan investor pra-IPO sedang menjajaki kemungkinan dilakukannya suatu penawaran sekunder (secondary offering) terkoordinasi untuk memfasilitasi suatu penjualan yang terstruktur melalui pasar negosiasi.

Ini terungkap dalam dokumen di laman keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).

Baca juga: GoTo Masuk Daftar Perusahaan Pengubah Dunia versi Fortune

GOTO juga menyampaikan bahwa perseroan tidak akan menerbitkan saham baru atau melakukan penjualan saham dalam proses tersebut, sehingga tidak akan terjadi dilusi atas saham perseroan.

"Lebih lanjut, perseroan juga tidak akan mendapatkan penerimaan dana dari hasil penjualan tersebut," tulis Sekretaris Perusahaan GoTo, RA Koesoemohadiani, dalam keterbukaan informasi, dikutip Kamis (27/10/2022).

Baca juga: Melihat Pergerakan Saham GOTO Usai Pengumuman Kenaikan Tarif Ojol

Opsi fasilitasi ini biasanya terjadi di pasar negosiasi, yakni pasar yang memfasilitasi antara penjual dan pembeli saham di mana harga yang ditetapkan merupakan harga yang sudah didiskusikan, dinegosiasikan dan disepakati antara pihak-pihak terkait.

Dengan demikian, transaksi yang dilakukan di pasar negosiasi tidak secara langsung mempengaruhi pergerakan harga saham di pasar reguler.

Baca juga: GoTo Makin Serius Garap Bisnis Credit Scoring lewat Tokoscore

Pendapat analis

Analis MNC Sekuritas Andrew Sebastian Susilo menjelaskan, konsekuensi lain dari transaksi di pasar negosiasi adalah jumlah saham beredar secara floating tidak bertambah. Artinya, jumlah saham beredar tetap sama karena kepemilikan saham hanya berpindah tangan dari investor strategis satu ke investor strategis lain.

"Sehingga tidak perlu khawatir yang berlebihan harga akan turun," kata dia.

Menurutnya, proses penjajakan yang dilakukan merupakan strategi GOTO untuk menjaga nilai dari pemegang saham. Ini juga merupakan bentuk sinergi antar entitas, yang tidak hanya mengejar capital gain.

"Perlu diketahui, seorang investor strategis pada umumnya berbeda dengan investor lainnya dalam hal mereka tidak mengejar adanya capital gain, tetapi lebih ke sinergi bisnis sehingga dapat menciptakan nilai tambah dari kinerja bisnis maupun keuangan,” tutur Andrew.

Baca juga: Prospek Kolaborasi GoTo dan Bank Jago dalam Fitur GoPaylater Cicil di Tokopedia

Halaman:


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com