Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kekhawatiran Resesi Mulai Reda, Harga Minyak Dunia Naik

Kompas.com - 28/10/2022, 07:20 WIB
Kiki Safitri,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com – Harga minyak mentah dunia mengalami kenaikan pada perdagangan Kamis (27/10/2022) waktu setempat. Kenaikan harga minyak dunia ditopang oleh pertumbuhan PDB AS yang meredakan kekhawatiran resesi.

Mengutip Bloomberg, harga West Texas Intermediate atau WTI untuk pengiriman Desember naik 1,49 dollar AS menjadi 89,4 dollar AS per barrel. Brent untuk pengiriman Desember juga naik 1,36 dollar AS menjadi 97,05 dollar AS per barrel.

Harga minyak dunia bergerak naik pada perdagangan Kamis, meskipun pergerakan bursa Wall Street berfluktuasi. Ini terjadi karena data ekonomi AS menunjukkan adanya pemulihan ekonomi di kuartal terakhir. Hal ini meredakan kekhawatiran resesi dan memperkuat prospek permintaan.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Naik Imbas Kekhawatiran Pasokan dan Pelemahan Dollar AS

WTI berjangka diperdagangkan pada harga 89,79 dollar AS per barrel setelah perkiraan pemerintah AS menunjukkan pertumbuhan produk domestik bruto pada tingkat tahunan 2,6 persen. Data ekonomi tersebut mendorong optimisme prospek permintaan minyak mentah setelah penurunan PDB untuk dua kuartal pertama tahun ini.

“Angka PDB ini solid. Banyak orang mencoba untuk membuat panggilan resesi dan jelas bahwa kita tidak di dalamnya,” kata John Kilduff, mitra pendiri di Again Capital.

Kilduff menambahkan, harga minyak dunia yang bullish juga ditopang oleh ekspor minyak AS mencapai rekor 11,4 juta barrel per hari pekan lalu. Lonjakan itu terjadi karena persediaan bahan bakar domestik berada di posisi terendah musiman dalam sejarah.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Variatif, Apa Sebabnya?

Sebelumnya, harga minyak mentah mengalami penurunan bulanan sebanyak empat kali di tengah kekhawatiran tentang perlambatan global, kebijakan moneter yang lebih ketat dan perdagangan yang fluktuatif pada Oktober.

Pasar mencoba untuk menimbang prospek permintaan terhadap pengetatan pasokan secara besar-besaran oleh Organisasi Negara Pengekspor Minyak OPEC+. Investor juga telah mengukur dampak sanksi Uni Eropa yang akan datang terhadap Rusia.

Uni Eropa dan AS telah mengusulkan pembatasan harga pada minyak Rusia, tetapi para pejabat AS telah dipaksa untuk mengurangi rencana pembatasan harga sebelum potensi implementasinya pada kuartal ini, menurut orang-orang yang mengetahui masalah tersebut.

Alih-alih mencekik pendapatan minyak Kremlin dengan memberlakukan batasan harga yang ketat, AS dan UE sekarang cenderung menerima batas yang lebih longgar yang diberlakukan dengan harga lebih tinggi dari yang pernah dibayangkan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Dukung Pembangunan Nasional, Pelindo Terminal Petikemas Setor Rp 1,51 Triliun kepada Negara

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com