Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dampak Resesi Global terhadap Ekonomi Indonesia, Ini Kata Mantan Menkeu

Kompas.com - 28/10/2022, 11:38 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Ekonom senior dari Universitas Indonesia Muhamad Chatib Basri mengatakan, resesi global akan berpotensi memberikan dampak terhadap perekonomian Indonesia.

Menurut mantan menteri keuangan ini, salah satu penyebab utama terjadi resesi global karena kenaikan suku bunga acuan oleh bank sentral Amerika Serikat, Federal Reserve.

"Akibatnya, ekonomi Amerika Serikat melambat dan secara langsung memperlambat laju perekonomian secara global," kata dia dalam acara Hana Bank Economic Outlook 2023, dikutip dalam siaran pers, Jumat (28/10/2022).

Baca juga: Ini Jenis UMKM yang Mampu Bertahan Hadapi Resesi

Ia menyebutkan, salah satu yang terkena dampaknya adalah harga komoditas dan energi. Sementara itu, Indonesia menjadi negara yang bergantung dengan dua sektor tersebut juga tentu merasakan dampaknya.

“Ketika Amerika Serikat mengalami resesi, tentu ini akan berpengaruh terhadap perekonomian di negara lain, termasuk ekonomi Indonesia juga akan mengalami perlambatan,” ucap Chatib.

Lebih lanjut, Chatib menjelaskan, terpengaruhnya perekonomian Indonesia terhadap hal yang terjadi secara global setidaknya dari dua sisi.

Dari sisi jalur perdagangan, resesi global akan mengakibatkan melambatnya ekspor Indonesia.

Namun begitu, ia menjelaskan, kontribusi ekspor terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia relatif kecil yakni sekitar 25 persen, jika dibandingkan dengan negara lain seperti Singapura, Korea Selatan, Malaysia, atau negara-negara lain yang berorientasi ekspor.

Di samping itu sebut dia, krisis geopolitik yang terjadi yaitu Perang Rusia-Ukraina, masih membuat harga batu bara relatif tinggi.

Dalam kasus ini, Indonesia semakin tertolong karena dampak jalur perdagangan terhadap ekonomi negara relatif terbatas.

Sedangkan di jalur keuangan, Chatib melihat adanya tekanan terhadap mata uang rupiah akibat menguatnya mata uang dollar Amerika Serikat.

Hal ini terjadi karena pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat relatif membaik dibandingkan Eropa serta kenaikan bunga yang dilakukan oleh The Fed.

Adanya tekanan terhadap mata uang Indonesia ini kemudian akan terjadi dampak terhadap perekonomian Indonesia melalui balance sheet effect seperti firms, profit repatriation, dan kenaikan suku bunga.

“Apakah Indonesia akan masuk dalam resesi? Cara terbaik untuk tidak terdampak pada global adalah untuk tidak terintegrasi pada global. Karena itu, dampak dari perlambatan ekonomi global tergantung seberapa terbuka ekonomi Indonesia,” tandas dia.

Baca juga: Ini Jenis UMKM yang Mampu Bertahan Hadapi Resesi

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Terinspirasi Langkah Indonesia, Like-Minded Countries Suarakan Penundaan dan Perubahan Kebijakan EUDR

Whats New
Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Manfaat Rawat Inap Jadi Primadona Konsumen AXA Financial Indonesia

Whats New
Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat Sampai Surabaya

Kemenko Marves: Prabowo-Gibran Bakal Lanjutkan Proyek Kereta Cepat Sampai Surabaya

Whats New
Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Layani Angkutan Lebaran Perdana, Kereta Cepat Whoosh Angkut 222.309 Penumpang

Whats New
Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Laba Unilever Naik 3,1 Persen Menjadi Rp 1.4 Triliun pada Kuartal I-2024

Whats New
IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

IHSG Diprediksi Menguat Hari Ini, Simak Anlisis dan Rekomendasi Sahamnya

Whats New
Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Imbal Hasil Obligasi Meningkat, Wall Street Ditutup Bervariasi

Whats New
Simak 5 Tips Raih 'Cuan' dari Bisnis Tambahan

Simak 5 Tips Raih "Cuan" dari Bisnis Tambahan

Whats New
Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Unilever Ungkap Dampak Boikot Produk pada Keberlangsungan Bisnis

Whats New
Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Daftar 7 Mata Uang Eropa dengan Nilai Tukar Terkuat

Whats New
Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Tingkatkan Layanan, Shopee Luncurkan Program Garansi Tepat Waktu

Whats New
Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Kurs Mata Uang Vietnam ke Rupiah Sekarang

Whats New
[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

[POPULER MONEY] Kata DHL soal Kasus Beli Sepatu Rp 10 Juta Kena Bea Masuk Rp 31 Juta | Tesla Bakal PHK 2.688 Karyawan

Whats New
Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Cara Transfer BNI ke ShopeePay lewat ATM dan Mobile Banking

Spend Smart
Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Cara Beli Tiket PLN Mobile Proliga 2024 lewat HP

Spend Smart
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com