Di sisi lain, dalam hal transisi energi, Indonesia telah memprioritaskan berbagai berbagai program seperti dekarbonisasi melalui coal-phase out, hydro power plant, serta penjajakan kerjasama Carbon-Capture Utilization Storage (CCUS).
Pada persoalan krisis global, Airlangga menyampaikan, ketahanan pangan Indonesia relatif kuat dengan adanya surplus produksi pangan dan ketersediaan pupuk untuk ke depannya. Sedangkan untuk isu krisis pada sektor keuangan, agenda debt relief termasuk debt reduction akan terus diperjuangkan agar menghasilkan kesepakatan dalam Forum G20.
Airlangga menekankan, pentingnya capaian penyelenggaraan KTT G20 dengan mempertimbangkan berbagai masukan dari negara-negara G20. Meski dengan kondisi geopolitik dunia saat ini, memang menjadi dinamika tersendiri dalam menyatukan visi negara-negara G20.
Maka dalam melaksanakan peran sebagai Presidensi G20, Indonesia terus melakukan koordinasi kebijakan global yang berkontribusi terhadap tata kelola dunia yang lebih seimbang, membuat G20 lebih adaptif terhadap krisis, termasuk pula memperjuangkan kepentingan nasional di forum global.
"(Sebagai Presidensi G20) Indonesia telah menyelenggarakan lebih dari 440 forum pertemuan, yang dilaksanakan untuk menuju perhelatan puncak G20 pada November 2022 mendatang," tutup Airlangga.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.