Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Hadapi Ketidakpastian Ekonomi Global, Ini Strategi BSI agar Tetap Cuan

Kompas.com - 28/10/2022, 14:43 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI telah menyusun strategi guna menghadapi tantangan ketidakpastian ekonomi global agar perseroan tetap dapat mencetak kinejar konclong pada tahun 2023.

Direktur Utama BSI Hery Gunardi mengatakan, perlambatan ekonomi global akan mulai terjadi di akhir 2022 disertai inflasi tinggi dan risiko resesi di beberapa negara.

Kondisi ekonomi global ini tentunya dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi negara berkembang seperti Indonesia. Untuk itu, BSI telah menyiapkan sejumlah strategi agar perseroan dapat tetap mencetak profit di tengah tantangan tersebut.

"Bagaimana BSI menyikapi hal-hal terkait dengan perubahan kondisi global yang tentunya tidak menentu? Ini terkait dengan uncertainty. Kita harus melihat bagaimana strategi pembiayaan kita dan profitabilitas di tahun 2023," ujarnya saat paparan kinerja Kuartal III 2022, Kamis (27/10/2022).

Baca juga: 97 Persen Transaksi di BSI Sudah Menggunakan Layanan Digital

Kendati demikian, dia optimistis kondisi ekonomi Indonesia tidak akan mengalami resesi seperti negara lain tapi dipastikan pertumbuhan ekonomi nasional akan melambat dari tahun ini.

"Banyak pendapat pengamat melihat tahun depan memang tahun yang akan lebih challenging. Tapi dari para pengamat itu, kami melihat bahwa memang Indonesia masih beruntung karena punya domestic demand yang masih kuat," ucapnya.

BSI pun menyiapkan sejumlah strategi untuk menghadapi kondisi ekonomi ke depan, yaitu:

1. Merapikan postur DPK

Hery mengungkap strategi pertama BSI ialah dengan merapikan postur dana pihak ketiga (DPK), yaitu dengan mendorong pertumbuhan dana murah (Current Account Saving Account/CASA).

Upaya menumbuhkan CASA ini telah dilakukan oleh perseroan sejak tahun lalu. Saat ini rasio CASA BSI terus membaik, di mana pada Kuartal III 2022 sebesar 60,90 persen.

Hery menyebut perseroan optimistis rasio CASA dapat dikerek lantaran BSI memiliki jumlah kantor cabang yang relatif banyak yaitu lebih dari 1.000 kantor cabang.

Selain itu, hingga Kuartal III 2022 jumlah transaksi yang dilakukan melalui kanal digital BSI terus tumbuh. Saat ini 97 persen transaksi di BSI sudah melalui kanal digital dan 3 persennya masih di kantor cabang.

"Pertama tentunya untuk bisa bertahan di kondisi yang memang kita rasakan akan sulit di tahun yang akan datang yang harus lakukan itu merapikan postur dari DPK ya," ucapnya.

2. Lebih selektif menyalurkan pembiayaan

Strategi perseroan selanjutnya ialah memilih segmen-segmen tertentu untuk penyaluran pembiayaan. Pasalnya dengan tantangan ekonomi ke depan, perseroan tidak hanya ingin mendongkrak pertumbuhan pembiayaan tetapi juga menjaga agar kualitas pembiayaan tetap baik.

Halaman Berikutnya
Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com