Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dulu Cuma Pajang di Etalase, Kini Menu Warung Nasi Mejeng di Platform Digital

Kompas.com - 30/10/2022, 17:27 WIB
Yakob Arfin Tyas Sasongko,
Sri Noviyanti

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Warung nasi adalah tempat makan sejuta umat. Dengan harga ramah kantong, tempat makan merakyat ini menjangkau hampir seluruh kalangan. Apalagi, makanan yang dijajakan punya ragam dan menggugah selera.

Deretan menu dalam nampan yang dipajang di balik etalase kaca transparan menjadi ciri khas. Sebagian besar dari menu itu, sejatinya pernah ada di tiap dapur. Sebab, menu yang terpajang memang menu rumahan.

Pengunjung pun dapat dengan mudah melihat dan memilih ragam menu yang mejeng di etalase untuk dipindahkan pada piring pesanan.

Cukup menunjuk jari pada menu yang diinginkan, sepiring nasi dengan aneka menu pun terhidang. Dengan pelayanan tersebut, tak heran warung nasi tak pernah sepi. Tak hanya jadi incaran anak kos, tetapi juga buruh bangunan, pengemudi ojek, bahkan pekerja kantoran.

Itulah suasana warung nasi sebelum teknologi digital berkembang seperti sekarang. Namun, nuansanya kini berbeda. Warung nasi jadi makin adaptif karenanya.

Selain melayani di kedai, pemilik warung nasi kini merambah ekosistem digital dengan mengadopsi aplikasi jasa pesan antar makanan secara daring.

Baca juga: Kisah Joni, Mundur dari Hotel karena Pandemi, Kini Beromzet Belasan Juta dari Warung Nasi Goreng

Salah satu warung nasi yang berani mencoba peruntungan berjualan secara digital adalah Kantin Cilacap yang berlokasi di Setiabudi, Jakarta Selatan (Jaksel).

Pemilik warung nasi Kantin Cilacap, Santi (38), menceritakan pengalamannya berjualan secara online menggunakan aplikasi pesan antar makanan GoFood dari Gojek. Adapun usaha warung nasi tersebut dirintis bersama kerabatnya satu kampung halaman, Rum (39).

Santi mengatakan, dirinya berkenalan dengan GoFood sejak 2018. Ia mengaku bahwa pada awal mulanya merintis warung tersebut, perjalanannya tak mudah lantaran ia tak familer dengan teknologi, termasuk aplikasi pesan antar makanan.

“Kami sempat gelagapan dan kewalahan. Bingung juga harus mendahulukan pembeli yang makan langsung di warung atau pesanan online (yang diwakili) oleh mitra driver Gojek. Aplikasinya bunyi terus, sedangkan pembeli ngantre minta diladenin,” ujar Santi mengenang masa-masa tersebut pada Kompas.com, Sabtu (29/10/2022).

Jaga kualitas menu dan berbagi dengan sesama

Seiring waktu berjalan, lanjut Santi, ia mulai memahami cara kerja aplikasi itu. Hal ini tak lepas dari bimbingan rekannya, Rum, yang lebih dahulu belajar aplikasi Gojek.

Baca juga: GoFood Luncurkan Inovasi Teknologi Rekomendasi Berbasis Pencarian

Seperti warung nasi pada umumnya, Kantin Cilacap tampak sederhana. Di sana, terdapat etalase kaca berukuran 2 x 1 meter (m) dengan aneka menu yang mejeng di baliknya. Sementara, pada bagian depan, terdapat dua meja lengkap dengan bangku yang biasa dipakai sebagai tempat makan bagi pengunjung.

Menu yang ditawarkan mulai dari sayur bening bayam, sup, telur balado, mie goreng, terong balado, aneka tempe dan tahu goreng, mendoan, bala-bala, hingga sayur urap. Meski bukan menu mewah, Kantin Cilacap laris manis dihampiri pelanggan, baik offline maupun online.

Kantin Cilacap yang dikelola Santi dan Rum bahkan tercatat sebagai salah satu merchant GoFood dengan rating tinggi. Tak tanggung-tanggung, Kantin Cilacap menorehkan rating 4,8 dengan predikat “Super Partner”.

Capaian tersebut bukan tanpa alasan. Santi serta rekannya memastikan menu yang disuguhkan segar. Urusan bumbu dengan cita rasa nikmat pun turut memengaruhi penilaian pelanggan GoFood pada Kantin Cilacap.

“Selain menu rumahan, ada pula menu paket yang banyak dicari pembeli melalui GoFood, yaitu tuna cabai hijau, ayam cabai hijau, ayam botok rubes, dan ayam sambal kecombrang. Semua dibanderol seharga Rp 20.000, lengkap dengan nasi, sambal, dan lalapan,” tutur Santi.

Baca juga: Digitalisasi UMKM dan Pemulihan Ekonomi Nasional

Adapun menu lainnya, lanjut Santi, dibanderol dengan harga terjangkau. Aneka sayur, baik kuah maupun tumisan, seperti bening bayam, sup, tumis kangkung, jamur, tauge, dan kacang panjang buncis seharga Rp 2.000 bila makan di tempat. Sementara, untung dibungkus seharga Rp 4.000 dengan kuantitas yang lebih banyak.

“Begitu pula lauk-pauk, seperti tahu tempe goreng, tempe orek, kentang mustofa, dan mendoan dihargai Rp 2.000. Kalau telur ceplok, dadar, dan balado harganya Rp 5.000,” terang Santi.

Menu Kantin Cilacap, tutur Santi, selalu dibuat baru setiap hari. Ini cara dia menjamin kualitas lauk-pauk untuk untuk menjaga kepercayaan pelanggan. 

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com