Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI Perkirakan Inflasi Oktober 2022 Capai 5,8 Persen

Kompas.com - 31/10/2022, 17:04 WIB
Isna Rifka Sri Rahayu,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) memperkirakan inflasi pada Oktober 2022 akan sedikit lebih turun dari bulan sebelumnya yang sebesar 5,95 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Deputi Gubernur BI Dody Budi Waluyo mengatakan, berdasarkan survei BI inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK) Oktober 2022 diperkirakan mencapai 5,8 persen secara yoy.

Demikian juga dengan inflasi pangan (volatile food), pada periode ini diperkirakan akan terjadi deflasi sehingga angka inflasi volatile food akan turun dari bulan sebelumnya yang mencapai 9,02 persen secara yoy.

Baca juga: Sektor Energi Melesat, IHSG Ditutup Hijau

"Survei kami yang terakhir menunjukkan bulan Oktober Yang sebentar lagi akan tutup, inflasi kita hanya sedikit turun ke 5,8 persen. Tetapi yang penting adalah inflasi pangan dari sekitar 11,9 persen mungkin turun di bawah 10 persen," ujarnya saat acara GNPIP Sulawesi Tengah, Senin (31/10/2022).

Sementara secara bulanan, BI memperkirakan inflasi Oktober 2022 akan sebesar 0,05 persen dengan komoditas penyumbang yang terbesar ialah kenaikan harga bensin sebesar 0,05 persen dan tarif angkutan dalam kota sebesar 0,04 persen secara month to month (mtm).

Dia menjelaskan, risiko kenaikan inflasi masih dapat terjadi ke depannya. Untuk itu BI mengambil kebijakan moneter berupa kenaikan suku bunga acuan, meski harus menumbalkan pertumbuhan ekonomi yang akan melambat ke depannya.

Baca juga: Asosiasi Fintech Genjot Penyaluran Pembiayaan untuk UMKM di Yogyakarta

Sebab menurutnya, ekonomi justru tidak akan tumbuh jika harga-harga dalam negeri tidak dikendalikan dengan baik.

Oleh karenanya, BI bersama dengan Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) dan Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP) melalui Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP) terus melakukan pengendalian inflasi di daerah-daerah.

"Karena masalah stabilitas itu tidak ada kata tawar. Tidak ada pertumbuhan yang tinggi kalau itu diikuti dengan harga yang tinggi sehingga mengurangi daya beli. Oleh karena itu mandat Bank Indonesia untuk jaga inflasi ini," tukasnya.

Baca juga: Di Tengah Lonjakan Biaya Bahan Baku, Kalbe Farma Bukukan Laba Bersih Rp 2,49 Triliun

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com