Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Mentah Turun

Kompas.com - 01/11/2022, 07:06 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

Sumber Bloomberg

NEW YORK, KOMPAS.com – Harga minyak mentah dunia mengalami penurunan pada akhir perdagangan, Senin (31/10/2022) waktu setempat (Selasa pagi WIB). Kebijakan zero Covid-19 menekan reli harga minyak mentah yang ditopang rencana pemangkasan produksi oleh OPEC+.

Mengutip Bloomberg, harga minyak mentah jenis West Texas Intermediate (WTI) untuk kontrak Desember turun 1,37 dollar AS, menjadi 86,53 dollar AS per barrel. Sementara itu, secara bulanan mencatatkan kenaikan 8,9 persen sepanjang Oktober 2022.

Sementara itu, harga Brent untuk kontrak Desember turun 94 sen menjadi 94,83 dollar AS per barrel. Sedangkan untuk kontrak Januari turun 96 sen menjadi menetap di 92,81 dollar AS.

Baca juga: Harga Minyak Dunia Turun di Akhir Pekan, Apa Sebabnya?

Dalam pertemuan awal Oktober 2022 ini, OPEC+ berencana untuk mengurangi produksi sebesar 2 juta barrel per hari mulai November 2022. Keputusan ini, menjadi bensin emas hitam ini selama perdagangan Oktober, setelah Uni Eropa menerapkan sanksi terhadap Rusia.

Reli minyak mentah tertekan oleh kebijakan zero Covid-19 yang diberlakukan China untuk menekan angka kasus Covid-19. Di awal pekan, pemerintah China melaporkan adanya kontraksi pada aktivitas pabrik dan jasa di bulan Oktober.

Kebijakan Zero Covid secara nasional di China, serta penurunan kinerja properti turut membebani ekonomi negara tirai bambu itu. Vitol Group, sebagai produsen pedagang minyak independen terbesar di dunia, juga mencatat adanya tanda-tanda penurunan permintaan minyak.

Permintaan minyak telah merosot sekitar seperempat persen sejak Juni 2022. Ini terjadi karena kekhawatiran atas perlambatan ekonomi global dan kebijakan moneter yang ketat.

Sementara itu, investor masih akan mengamati keputusan suku bunga dari bank sentral termasuk Federal Reserve minggu ini. Dollar AS juga telah mundur dari rekor tertinggi, bahkan ketika The Fed terus menaikkan suku bunga untuk menjinakkan inflasi.

Kondisi ini dapat membantu harga minyak mentah dinia, karena membuat harga komoditas dalam mata uang selain dollar AS, lebih murah bagi sebagian besar pembeli.

"Ini tetap menyakitkan, dan sulit bagi banyak negara. Setelah lonjakan harga energi awal tahun ini, Akibatnya, kita akan terus melihat kehancuran permintaan selama beberapa bulan lagi,” kata Chief Executive Officer Vitol Russell Hardy.

Baca juga: Mulai 1 Januari 2023, BBM Jenis RON 88 dan 89 Dilarang Beredar di Indonesia

Dalam konferensi minyak dan gas Adipec di Abu Dhabi awal pekan ini, Chief Executive Officer Eni SpA Claudio Descalzi memperingatkan bahwa Eropa harus bergantung pada AS untuk menebus hilangnya pasokan minyak Rusia mulai tahun depan.

Namun, pada saat yang sama, utusan Presiden Joe Biden yang terlibat dalam konveresi energy tersebut mengatakan, investasi AS saat ini dalam pasokan energi baru tidak memadai.

Sementara itu, OPEC berpegang teguh pada proyeksi bahwa permintaan minyak global akan terus tumbuh selama satu dekade lagi, dan mengatakan ada dampak yang membayangi jika meninggalkan bahan bakar fosil.

Dalam World Oil Outlook tahunannya, OPEC juga mengatakan, konsumsi minyak dunia akan naik 13 persen mencapai 109,5 juta barrel per hari pada 2035 dan bertahan di sekitar level ini untuk dekade berikutnya.

Baca juga: Ini Faktor yang Mendorong Harga Minyak Mentah Dunia Melonjak 3 Persen

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Bloomberg
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Astra Infra Group Bakal Diskon Tarif Tol Saat Lebaran 2024, Ini Bocoran Rutenya

Whats New
Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Dampak Korupsi BUMN PT Timah: Alam Rusak, Negara Rugi Ratusan Triliun

Whats New
Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Cek, Ini Daftar Lowongan Kerja BUMN 2024 yang Masih Tersedia

Whats New
Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Rincian Harga Emas Hari Ini di Pegadaian 29 Maret 2024

Spend Smart
Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com