Secara keseluruhan, aset perusahaan dengan kode saham ARTO ini tercatat sebesar Rp 15,82 triliun, tumbuh 44,1 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.
3. Bank Raya
Dikutip dari Kontan.co.id, Bank Raya membukukan laba bersih Rp 32,47 miliar per September 2022. Pencapaian ini jauh lebih kecil atau anjlok sekitar 98 persen dibandingkan periode sama 2021 yang mencapai Rp 1,83 triliun.
Merujuk laporan keuangan kuartal III 2022, AGRO mengurangi kerugian penurunan nilai aset keuangan (impairment) hingga 80,09 persen dari Rp 2,5 triliun menjadi Rp 456,91 miliar di sembilan bulan pertama 2022.
Juga ditopang kenaikan pendapatan lainnya yang tumbuh berkali lipat dari Rp 15,19 miliar menjadi Rp 416,48 miliar.
Kendati demikian, pendapatan bunga bersih anak perusahaan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk ini mengalami penurunan 21,58 persen secara tahunan dari Rp 656,67 miliar menjadi Rp 514,15 miliar.
Hal tersebut seiring dengan penurunan penyaluran kredit dari Rp 14,32 triliun menjadi Rp 8,37 triliun per September 2022. Penurunan kredit ini sejalan dengan transformasi Bank Raya menjadi bank digital yang fokus menyasar segmen gig economy maupun pekerja informal dari sebelumnya menyasar segmen agribisnis.
Baca juga: Bank Digital Berikan Bunga Simpanan Tinggi, Ini Kata LPS
4. Bank Neo Commerce
Berbeda dengan tiga bank sebelumnya, Bank Neo Commerce mencatatkan rugi bersih Rp 601,17 miliar hingga September 2022 atau naik 127,08 persen secara yoy dari tahun sebelumnya yang sebesar Rp 264,74 miliar.
Kerugian ini terjadi lantaran beban operasional perusahaan berkode saham BBYB ini membengkak.
Terutama dari kerugian penurunan nilai aset keuangan yang melonjak dari Rp 29,91 miliar menjadi Rp 625,97 miliar di kuartal III 2022, mengutip laporan keuangan BBYB pada Selasa (25/10).
Selain itu, beban tenaga kerja ikut naik 63,8 persen yoy dari Rp 109,82 miliar menjadi Rp 179,89 miliar. Lalu, beban promosi naik 112,65 persen yoy dari Rp 127,28 miliar menjadi Rp 270,66 miliar pada September 2022.
Padahal, Bank Neo Commerce berhasil melipatgandakan pendapatan bunga bersih yang naik 351,87 persen yoy dari Rp 241 miliar menjadi Rp 1,08 triliun per kuartal ketiga 2022. Seiring dengan kemampuan BBYB menaikkan penyaluran kredit dari Rp 3,84 triliun menjadi Rp 8,93 triliun.
5. Bank Aladin Syariah
Bank Aladin Syariah mencatatkan rugi bersih sebesar Rp 146,41 miliar per September 2022. Realiasasi ini melonjak 141,12 persen secara yoy dari rugi bersih September 2021 yang hanya Rp 60,72 miliar.
Hal ini terjadi karena lonjakan beban tenaga kerja yang naik 116,38% secara tahunan dari Rp 49,57 miliar menjadi Rp 107,26 miliar per September 2022. Selain itu, beban promosi juga melesat 1358 persen secara tahunan dari Rp 718 juta menjadi Rp 10,47 miliar.
Sedangkan penyaluran pembiayaan BANK baru mencapai Rp 302,36 miliar dalam sembilan bulan pertama tahun 2022.
Baca juga: OJK Sebut Belum Ada Bank Digital di Indonesia, Ini Penjelasannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.