Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Laba Bersih Astra Melesat 55,84 Persen Kuartal III-2022, Ini Penyebabnya

Kompas.com - 01/11/2022, 13:20 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Astra International Tbk (ASII) mencatatkan kinerja keuangan yang positif hingga kuartal III-2022. Ini terefleksikan dari laba bersih perusahaan yang tumbuh pesat.

Perusahaan dengan kode saham ASII itu membukukan laba bersih sebesar Rp 23,3 triliun sampai dengan akhir September 2022, tumbuh 55,84 persen secara tahunan (year on year/yoy).

Realisasi ini telah memperhitungkan keuntungan nilai wajar atas investasi pada PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GOTO).

Adapun jika tidak memmperhitungkan keuntungan investasi tersebut, Astra membukukan laba bersih sebesar Rp 22,25 triliun. Ini melesat 49 persen secara yoy dari Rp 14,98 triliun.

Baca juga: Jangan Sampai Ketinggalan, 4 Emiten Grup Astra Bakal Bagikan Dividen Interim

Pertumbuhan laba bersih yang singifikan itu selaras dengan kenaikan pendapatan yang dibukukan Astra. Tercatat, Astra membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 221,35 triliun, tumbuh 32 persen dari Rp 167,40 triliun.

Presiden Direktur Astra Internasional Djony Bunarto Tjondro mengatakan, kinerja grup sepanjang kuartal ketiga terutama didukung oleh pemulihan ekonomi dan harga komoditas yang lebih tinggi. Ini kemudian mendongkrak kinerja bisnis perusahaan di berbagai segmen.

"Peningkatan ini mencerminkan kinerja yang lebih baik dari hampir semua divisi bisnis, terutama divisi alat berat dan pertambangan, otomotif dan jasa keuangan grup," ujar Djony, dalam keterangan resmi, dikutip Selasa (1/11/2022).

Baca juga: Astra Bakal Punya Bank Digital, Fokus Garap Segmen Ritel dan UKM

 


Bisnis alat berat, pertambangan, konstruksi, dan energi menjadi kontributor utama laba bersih Astra, dengan nilai sebesar Rp 9,53 triliun. Realisasi ini tumbuh 105 persen secara tahunan dari Rp 4,65 triliun.

Mengekor, bisnis otomotif menyumbangkan laba bersih sebesar Rp 6,79 triliun, tumbuh 23 persen secara yoy. Lalu, bisnis jasa keuangan berkontribusi sebesar Rp 4,41 triliun, tumbuh 30 persen secara tahunan.

"Prospek bisnis ke depan dapat menghadapi tantangan yang disebabkan oleh tingkat inflasi yang lebih tinggi, meningkatnya suku bunga dan tekanan ekonomi makro global," ucap Djony.

Baca juga: UNTR Revisi Target Penjualan Alat Berat akibat Pandemi dan Turunnya Harga Komoditas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com