Hal itu menunjukkan bahwa momentum pemulihan ekonomi nasional masih terus berlangsung di tengah ancaman resesi global.
Optimisme juga dicerminkan oleh beberapa indikator stabilitas sistem keuangan antara lain pertumbuhan tahunan kredit perbankan mencapai 10,66 persen pada semester I-2022. Hal ini menunjukkan, perbaikan permintaan pembiayaan masih berlangsung seiring dengan momentum pemulihan ekonomi nasional.
Di sisi lain, kualitas kredit perbankan tetap terjaga dilihat dari non performing loan (NPL) bruto secara keseluruhan hanya 2,86 persen atau jauh di bawah treshold 5 persen.
Untuk menjaga stabilitas, Bank Indonesia sebagai otoritas moneter telah menaikan suku bunga acuan 50 basis poin pada Oktober 2022 sebagai langkah front loaded, pre-emptive, dan forward looking untuk menurunkan ekspektasi inflasi yang saat ini terlalu tinggi sebagai dampak dari penyesuaian harga BBM.
Selanjutnya, otoritas fiskal memperkuat jaring pengaman sosial dengan menambah alokasi bantuan sosial untuk menjaga daya beli masyarakat miskin dan kurang mampu.
Dengan melihat pencapaian indikator perekonomian nasional dan solidnya kolaborasi lintas otoritas dalam memformulasikan bauran kebijakan, kita patut optimis bahwa perekonomian Indonesia ke depan akan semakin lebih baik.
Baca juga: Dampak Resesi Global terhadap Ekonomi Indonesia, Ini Kata Mantan Menkeu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.