Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan SiCepat Ekspres Belum Bisa Hapus Sistem COD

Kompas.com - 01/11/2022, 19:10 WIB
Ade Miranti Karunia,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Chief Marketing & Corporate Communication Officer SiCepat Ekspres Wiwin Dewi Herawati mengatakan, untuk menghilangkan skema bayar tunai saat paket datang (COD) sangat sulit.

Alasannya, masyarakat Indonesia tidak semuanya membayar menggunakan uang elektronik atau pembayaran non-tunai ketika berbelanja secara daring (online).

"Kalau mau COD dihilangkan, kayaknya sekarang belum bisa. Yang menjadi kendala adalah kalau tidak dilakukan melalui baik transfer atau elektronik payment lainnya, masih banyak masyarakat kita itu belum memiliki bank account atau e-wallet," ucapnya saat konferensi pers, di Jakarta, Selasa (1/11/2022).

Baca juga: Kurir SiCepat Ekspres Diancam Sajam Pembeli COD, Manajemen Laporkan Pelaku ke Polisi

"Di Indonesia bagian timur, sebetulnya dari mulai Jawa Timur, kemudian ke Bali, Lombok, Sulawesi, itu potensi belanja onlinenya besar tapi dengan sistem pembayaran cash only (bayar pakai uang tunai)," lanjut Wiwin.

Memang diakui, skema belanja COD ini sangat berisiko besar terhadap para kurirnya. Sayangnya, kata Wiwin, kebiasaan masyarakat membayar secara non-tunai belum begitu banyak.

"Kalau bicara riskan buat kurir, memang riskan. Misalnya COD cashless itu bisa diimplementasikan seluruh Indonesia, masih aman lah. Karena kita enggak bisa mengubah perilaku orang yang memang belanja itu, saya bayar dulu," ungkap dia.

Ditambah lagi, kelebihan dari berbelanja online adalah menghemat biaya pengeluaran bahan bakar minyak (BBM), uang parkir, maupun biaya transportasi publik.

Baca juga: Ada Isu Kenaikan Harga BBM, SiCepat Belum Berencana untuk Naikan Ongkir Pengiriman Paket

"Apalagi sekarang BBM naik terus, kalau ingin belanja offline, mesti naik angkot atau naik bus, bisa juga bayar parkir dan sebagainya. Tapi kalau misalnya belanja online, banyak juga yang tersedia bebas ongkir atau gratis ongkir. Jadi semuanya lebih mudah. Jadi memang kemudahan yang ditawarkan dari market place atau e-commerce supaya masyarakat Indonesia merasakan pengalaman belanja online," kata Wiwin.

Dalam pemberitaan sebelumnya, viral video yang memperlihatkan seorang kurir mendapat ancaman senjata tajam (sajam) dari konsumer atau pembeli yang menggunakan skema COD.

Diketahui, kejadian ancaman ke kurir terjadi di Bugel Tigaraksa, Kabupaten Tangerang, pada Rabu (26/10/2022). Kurir tersebut bekerja di perusahaan logistik SiCepat Ekspres.

Si pembeli yang mengancam dengan sajam ini merasa tidak melakukan pesanan COD, justru membuka paket secara paksa. Saat diminta pertanggungjawaban untuk membayar paket COD karena sudah terbuka, customer justru mengancam dengan menggunakan sajam berjenis parang dan menyiramkan bensin ke motor kurir.

Kasus ini tengah diselidiki oleh Polsek Tangerang. Hingga berita ini diturunkan, pembeli yang mengancam kurir tersebut ketika disambangi oleh aparat penegak hukum malah melarikan diri.

Baca juga: YLKI Sarankan Layanan COD Dihapus, Ini Respons Tokopedia hingga Shopee

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com