Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tingkat Daur Ulang Sampah Plastik di Indonesia Masih Rendah

Kompas.com - 02/11/2022, 19:45 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Tingkat daur ulang sampah dalam upaya penerapan ekonomi sirkular di Indonesia dinilai masih sangat rendah.

Koordinator Komunitas Nol Sampah Wawan Some mengatakan, tingkat daur ulang sampah yang rendah tidak hanya terjadi di Indonesia.

"Daur ulang di Indonesia sangat rendah, bahkan di dunia pun sangat rendah," ujar dia dalam siaran pers, Rabu (2/11/2011).

Baca juga: Ekspor Turun Imbas Pelemahan Ekonomi Global, Ini Upaya Sri Mulyani

Ia menambahkan, saat ini jenis plastik yang digunakan di Indonesia juga sangat beragam. Hal ini disebut juga menyulitkan masyarakat untuk melakukan pemilahan sebelum daur ulang.

"Selain plastik yang digunakan sangat beragam, masyarakat sendiri tidak pernah melakukan pemilahan langsung dari sumbernya,” imbuh dia.

Lebih lanjut, Wawan menjelaskan, ketika sampah plastik dari segala jenis dicampur menjadi satu, butuh langkah pengelolaan ekstra. Belum lagi, butuh biaya yang besar untuk memilah ketika sampah plastik sudah tercampur.

“Sentra-sentra daur ulang pun hanya di titik-titik tertentu,” ujar dia.

Baca juga: PT PP Janji Rampungkan Pembangunan Istana Negara di IKN Tepat Waktu

Sementara, Direktur Sustainable Development Danone Indonesia Karyanto Wibowo mengatakan, pihaknya akan meningkatkan jumlah kemasan bahan bakar daur ulang dari plastik jenis PET.

Ia menargetkan pada tahun 2025 di Indonesia, penggunaan botol PET hasil daur ulang untuk AMDK Danone-Aqua dapat mencapai 50 persen.

“Target kami pada 2025 sudah tercapai 50 persen, dan akan terus diperbanyak lagi bahan daur ulangnya,” kata dia.

Pihaknya akan melakukan inovasi dengan memenuhi kebutuhan konsumen guna menyediakan pilihan yang lebih baik untuk kesehatan dan lingkungan.

Baca juga: Laba Bersih Gudang Garam Anjlok 63,9 Persen

Sebelumnya, upaya pelabelan kemasan air minum yang mengandung bahan kimia Bisphenol A (BPA) terus diupayakan.

Zainal Abidin dari Laboratorium Teknologi Polimer dan Membran Fakultas Teknologi Industri ITB mengingatkan pentingnya peringatan pada kemasan galon.

“Paparan sinar matahari akan merusak kimia dari galon itu sendiri, dan proses kerusakannya bisa melarutkan bahan-bahan kimia yang membahayakan air yang ada di dalamya,” kata dia.

“Saran saya, harus ada anjuran yang tegas dari produsen, agar galon guna ulang disimpan di tempat yang tidak terpapar sinar matahari langsung, dan di tempat yang teduh,” pungkas dia.

Baca juga: Waspada Hoaks Pengumuman Panggilan Interview Calon Karyawan Bulog

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com