Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Investor Beralih ke Platform Trading Luar Negeri, Volume Transaksi Kripto Anjlok

Kompas.com - 03/11/2022, 07:10 WIB
Rully R. Ramli,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Volume transaksi kripto di Indonesia mengalami penurunan yang signifikan jika dibandingkan dengan tahun lalu. Salah satu penyebabnya ialah adanya peralihan transaksi investor, dari platform transaksi kripto Tanah Air ke platform luar negeri.

Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) Kementerian Perdagangan mencatat, sampai dengan akhir September 2022 nilai transaksi kripto hanya mencapai Rp 226 triliun. Padahal, sepanjang tahun 2021 nilai transaksi kripto mencapai Rp 859,4 triliun.

"Penurunannya dalam, 50 persen lebih dibandingkan yang lalu," ujar Kepala Biro Pembinaan dan Pengembangan Pasar Bappepti, Tirta Karma, di Jakarta, Rabu (2/11/2022).

Baca juga: Bappebti Kawal Kripto Tak Jadi Mata Uang, Ini Alasannya

Lebih lanjut Tirta bilang, penurunan juga terlihat pada transaksi secara harian. Bappebti mencatat, rata-rata transaksi harian saat ini nilainya di bawah Rp 1 triliun, sementara pada tahun lalu sempat mencapai Rp 2,3 triliun hingga Rp 2,5 trilun per hari.

Penurunan nilai transaksi kripto itu diikuti dengan penambahan jumlah investor yang tidak signifikan. Tercatat pada September lalu jumlah investor kripto yang terdaftar mencapai 16,3 juta pelanggan, bertambah sekitar 200.000 dibanding bulan sebelumnya.

"Padahal, pada tahun 2021, jumlah pelanggan bisa naik 400.000-700.000 per bulan, sedangkan saat ini hanya 200.000-300.000 pelanggan per bulan," katanya.

Baca juga: Muncul Wacana Pengawasan Aset Kripto Bakal Dialihkan ke OJK, Ini Respons Bappebti

Menurut Tirta, penurunan volume transaksi kripto tidak terlepas dari kondisi pasar kripto yang tengah menurun atau bearish. Ini dinilai sebagai bagian dari siklus pergerakan kripto dalam kurun waktu beberapa tahun.

"Terutama seperti Bitcoin yang mengalami siklus 4 tahunan, 2021 puncaknya, 2022 ini adalah posisi terendahnya dalam siklus 4 tahunannya," ujarnya.

Sementara itu, Ketua Asosiasi Pedagang Aset Kripto Indonesia (Aspakrindo) Teguh Hermanda mengatakan, penurunan volume transaksi kripto di Indonesia dibarengi dengan kenaikan transaksi di luar negeri. Menurutnya, ini menandakan investor lebih memilih untuk bertransaksi melalui platform transaksi kripto luar negeri.

"Volume di Indonesia turun, tapi ada beberapa exchange di luar yang kita tahu orang-orang Indonesia melakukan transaksi jauh di atas rata-rata," tuturnya.

Munculnya peralihan disebut Manda tidak terlepas dari adanya mekanisme pengenaan pajak aset kripto di Indonesia. Dengan adanya biaya tambahan, investor memutuskan untuk mencari platform transaksi yang lebih rendah biayanya.

"Mekanisme penerapan pajak yang belum clear membuat orang Indonesia banyak yang trading aset kripto di luar negeri karena mereka mencari yang nonpajak," katanya.

Selain adanya peralihan, kondisi perekonomian global yang dibayang-bayangi kekhawatiran resesi ini turut menekan volume transaksi kripto nasional. Maklum saja, dengan kondisi perekonomian yang tidak menentu, investor memilih untuk menempatkan dananya di aset dengan risiko rendah.

Baca juga: Elon Musk Caplok Twitter, Kripto Dogecoin Melesat Lebih dari 100 Persen Selama Sepekan

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

PTPN III Resmi Bentuk 2 Sub Holding, Gabungan dari 13 Perusahaan

PTPN III Resmi Bentuk 2 Sub Holding, Gabungan dari 13 Perusahaan

Whats New
Apa yang Terjadi Kalau Masyarakat Tak Lakukan Pemadanan NIK dan NPWP?

Apa yang Terjadi Kalau Masyarakat Tak Lakukan Pemadanan NIK dan NPWP?

Whats New
Di Tengah Perlambatan, Pekerja Digital Perlu Tingkatkan Ketrampilan

Di Tengah Perlambatan, Pekerja Digital Perlu Tingkatkan Ketrampilan

Work Smart
BRI Buka Lowongan Kerja hingga 8 Desember 2023, Simak Kualifikasinya

BRI Buka Lowongan Kerja hingga 8 Desember 2023, Simak Kualifikasinya

Work Smart
Tingkatkan Pembiayaan Hijau, BSI Gandeng 3.300 Pengembang

Tingkatkan Pembiayaan Hijau, BSI Gandeng 3.300 Pengembang

Whats New
Menko Airlangga: Transformasi Digital pada Healthtech Industry jadi Kunci Manfaatkan Momentum Bonus Demografi

Menko Airlangga: Transformasi Digital pada Healthtech Industry jadi Kunci Manfaatkan Momentum Bonus Demografi

Whats New
Menko Airlangga Tegaskan Indonesia Siap Menjadi Produsen Kendaraan Listrik bagi Pasar Global

Menko Airlangga Tegaskan Indonesia Siap Menjadi Produsen Kendaraan Listrik bagi Pasar Global

Whats New
Miliarder Ini Sebut Rumah Mewah Tak Jamin Kebahagiaan

Miliarder Ini Sebut Rumah Mewah Tak Jamin Kebahagiaan

Whats New
Sirkuit Mandalika Dipakai Balap Mobil Porsche Sprint Challenge, Ini Kata InJourney

Sirkuit Mandalika Dipakai Balap Mobil Porsche Sprint Challenge, Ini Kata InJourney

Whats New
Bertemu CEO Bandara Jeddah, Menhub Tawarkan Kerja Sama Bandara Haji-Umrah

Bertemu CEO Bandara Jeddah, Menhub Tawarkan Kerja Sama Bandara Haji-Umrah

Whats New
Cara Menghitung Pertumbuhan Ekonomi, Rumus, dan Contohnya

Cara Menghitung Pertumbuhan Ekonomi, Rumus, dan Contohnya

Whats New
10 Indikator Pertumbuhan Ekonomi yang Paling Banyak Digunakan

10 Indikator Pertumbuhan Ekonomi yang Paling Banyak Digunakan

Whats New
BI dan Bank Sentral UEA Perluas Kerja Sama Moneter sampai Ekonomi Islam

BI dan Bank Sentral UEA Perluas Kerja Sama Moneter sampai Ekonomi Islam

Whats New
IHSG Sepekan Naik 0,72 Persen, Kapitalisasi Pasar BEI Bertambah Jadi Rp 11,12 Triliun

IHSG Sepekan Naik 0,72 Persen, Kapitalisasi Pasar BEI Bertambah Jadi Rp 11,12 Triliun

Whats New
Jawaban Anies saat Ditanya Urgensi Bangun IKN

Jawaban Anies saat Ditanya Urgensi Bangun IKN

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com