Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga Minyak Mentah Dunia Naik Setelah The Fed Kerek Suku Bunga

Kompas.com - 03/11/2022, 07:40 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


NEW YORK, KOMPAS.comHarga minyak mentah dunia mengalami kenaikan pada perdagangan, Rabu (2/11/2022) waktu setempat. Kenaikan harga minyak dunia ditopang oleh kebijakan The Fed yang kembali mengerek suku bunga acuannya.

Mengutip CNBC, harga minyak mentah Brent ditutup naik 1,6 persen, menjadi 96,16 dollar AS per barrel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) AS menguat 1,8 persen, menjadi 90 dollar AS per barrel.

Kenaikan harga minyak mentah dunia terjadi usai Federal Reserve (The Fed) menaikkan suku bunga untuk keempat kalinya tahun ini. Pasar minyak sebelumnya didukung oleh penurunan persediaan minyak AS karena kilang mulai memproduksi lebih banyak menjelang musim pemanasan musim dingin.

Baca juga: Melihat Prospek IHSG Hari Ini Pasca The Fed Kerek Suku Bunga Acuan ke Level Tertinggi Sejak 2008

The Fed menaikkan suku bunga sebesar 75 basis poin, melanjutkan upayanya untuk menurunkan inflasi. Kedepannya, bank sentral AS tersebut mengisyaratkan masih ada kenaikan namun dengan poin yang lebih kecil.

Bank sentral telah menaikkan suku bunga untuk memerangi inflasi konsumen AS yang telah mencapai level tertinggi dalam empat dekade. Sejauh ini, inflasi tidak mempengaruhi pasar tenaga kerja.

Stok minyak mentah AS turun sekitar 3,1 juta barrel pada minggu ini. Persediaan bensin turun, sementara stok sulingan naik hanya sedikit menjelang musim panas, dan ketika permintaan diperkirakan akan meningkat.

Persediaan AS tetap rendah di sebagian besar produk, dan analis khawatir penggunaan cadangan minyak strategis AS akan habis, dan semakin memperketat pasar.

Baca juga: Pembengkakan Biaya Kereta Cepat Jakarta-Bandung Capai Rp 21 Triliun

"Setiap minggu yang berlalu, AS menarik persediaan hidrokarbon, dan itu mengarah pada pertanyaan ke mana industri akan berubah ketika tidak ada lagi pasokan dari pelepasan cadangan minyak strategis," kata Andrew Lipow, presiden Lipow Oil Associates di Houston.

Sementara itu, Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) hanya memompa 1,36 juta barrel per hari atau dibawah target, dan merupakan yang terendah pertama sejak Juli 2022.

Di sisi lain, ada potensi gangguan dari embargo Uni Eropa pada minyak Rusia yang akan dimulai pada 5 Desember juga menopang harga minyak dunia. Larangan itu, sebagai reaksi atas invasi Rusia ke Ukraina, akan diikuti dengan penghentian impor produk minyak pada Februari tahun depan. Hal ini diperkirakan akan membatasi kemampuan Rusia untuk mengirimkan minyak mentah dan produk ke seluruh dunia.

Kebijakan zero Covid China juga menjadi faktor utama dalam menjaga harga minyak, karena penguncian berulang kali memperlambat pertumbuhan dan mengurangi permintaan minyak. Di sisi lain muncul isu bahwa China telah mempersiapkan pelonggaran Covid-19 merebak di awal pekan ini.

Baca juga: Transaksi Sempat Down, DANA Pastikan Saldo Pengguna Tetap Aman

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com