Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inflasi Oktober 5,71 Persen, Sri Mulayni: Lebih Rendah dari Perkiraan Awal

Kompas.com - 03/11/2022, 14:53 WIB
Yohana Artha Uly,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Menteri Keuangan sekaligus Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) Sri Mulyani Indrawati mengatakan, laju inflasi pada Oktober 2022 yang sebesar 5,71 persen (yoy) lebih rendah dari perkiraan awal.

Laju inflasi itu pun lebih terkendali dibandingkan realisasi inflasi pada September 2022 yang sebesar 5,95 persen (yoy).

"Inflasi lebih rendah dari prakiraan awal, terutama sejak kenaikan harga BBM. Inflasi Oktober 2022 tercatat 5,71 persen, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tercatat 5,95 persen," ujarnya dalam konferensi pers KSSK, Kamis (3/11/2022).

Baca juga: Erick Thohir dan Sri Mulyani Masuk Daftar Tokoh Muslim Berpengaruh di Dunia Bisnis dan Ekonomi

Ia menjelaskan, sejak kenaikan harga BBM berlaku pada awal September 2022, pemerintah telah memperhitungkan pengaruhnya pada tingkat inflasi kelompok pangan bergejolak (volatile food) dan kelompok harga yang diatur pemerintah (administered prices).

Namun, realisasi inflasi volatile food dan administered prices ternyata tidak sebesar prakiraan awal. Inflasi volatile food turun menjadi 7,19 persen (yoy) dan administered prices sebesar 13,28 persen (yoy) pada Oktober 2022.

"Ini merupakan suatu tanda dan perkembangan yang baik, yakni Indonesia tetap mampu menjaga inflasi relatif dalam level yang moderat," kata Sri Mulyani.

Baca juga: Ekspor Turun Imbas Pelemahan Ekonomi Global, Ini Upaya Sri Mulyani


Menurutnya, inflasi volatile food turun sejalan dengan sinergi dan koordinasi langkah-langkah nyata yang ditempuh oleh pemerintah, baik pusat dan daerah, Bank Indonesia, serta mitra strategis lainnya melalui TPIP-TPID dan Gerakan Nasional Pengendalian Inflasi Pangan (GNPIP).

Inflasi administered prices juga tidak setinggi yang diprakirakan sebagai dampak dari kenaikan harga BBM terhadap tarif angkutan, yang didorong peran pemerintah daerah untuk mampu menjaga laju inflasi.

Ia bilang, pemerintah menggunakan instrumen seperti dana insentif daerah untuk memberikan reward bagi pemerintah daerah yang mampu menjaga tingkat inflasinya di daerahnya masing-masing.

"Sementara itu inflasi inti tetap terjaga pada tingkat rendah pada 3,31 persen (yoy), sejalan dengan rendahnya dampak rambatan dari penyesuaian harga BBM dan belum kuatnya tekanan inflasi dari sisi permintaan," pungkasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com