"Pesawat yang tadinya sedang berbelok ke kanan, karena perubahan posisi thrust lever sebelah kiri yang makin berkurang menghasilkan tenaga mesin, akhirnya pesawat menjadi datar, tidak bergerak, tidak berbelok, akhirnya berpindah berbelok ke kiri yang tadinya berbelok ke kanan," tuturnya.
Lebih lanjut, Nurcahyo juga mengatakan, selama penerbangan terdapat perubahan posisi thrust lever, penunjukan indikator mesin, dan perubahan sikap pesawat yang tidak disadari pilot.
Baca juga: Inflasi Oktober 5,71 Persen, Sri Mulayni: Lebih Rendah dari Perkiraan Awal
Selain itu, ia mengatakan suara kapten tidak terekam diduga karena tak menggunakan headset sehingga analisis tak bisa dilakukan.
"Kemudian ada mikrofon yang kami harapkan bisa merekam apapun suara yang ada di kokpit tapi tertutup suara bising. Jadi kami tidak bisa menganalisa bagaimana kerja sama kokpit, apa saja perintahnya dari kapten ke kopilot," ucap dia.
Sebelumnya, Pesawat Sriwijaya Air SJ 182 jatuh di perairan Kepulauan Seribu pada 9 Januari 2022.
Pesawat Sriwijaya SJ-182 berjenis Boeing 737-500 itu mengangkut 62 orang yang terdiri dari 12 awak kabin, 40 penumpang dewasa, 7 penumpang anak-anak, dan 3 bayi.
Tak ada satu pun penumpang yang selamat yang dalam kecelakaan tragis ini.
Baca juga: Beda Arah dengan Bursa Asia, IHSG Ditutup Menguat
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.