Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ketua OJK: Bursa Saham RI Terbaik di Kawasan, tapi Penguatannya Mulai Tertekan Sentimen Global

Kompas.com - 04/11/2022, 06:00 WIB
Rully R. Ramli,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menyatakan, pasar saham nasional sudah mulai terdampak oleh sentimen global yang menekan pasar keuangan global. Ini tercermin dari terbatasnya pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) serta menurunnya nilai dan frekuensi transaksi.

Ketua Dewan Komisioner OJK Mahendra Siregar mengatakan, pasar saham nasional sebenarnya masih membukukan kinerja positif. Tercatat IHSG menguat 7,09 persen sejak awal tahun hingga 25 Oktober ke posisi 7.048.

Baca juga: OJK Akui Kondisi Perekonomian Global Bakal Berdampak ke Pasar Saham Indonesia, tapi...

Ia mengklaim, IHSG menjadi salah satu bursa saham dengan kinerja terbaik di kawasan. Penguatan indeks saham secara tahun kalender utamanya disebabkan oleh net buy nonresiden di pasar saham sebesar Rp 77,2 trilun.

"Namun demikian, perlu dicermati bahwa tekanan terhadap pasar keuangan global juga sudah mulai berdampak pada pasar saham domestik," ujar dia, dalam konferensi pers hasil rapat berkala Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK), Kamis (3/11/2022).

"Ini tercermin dari penguatan terbatas pasar saham domestik yang hanya sebesar 0,10 persen pada Oktober sampai dengan 25 Oktober, yang juga diikuti oleh penurunan nilai dan frekuensi transaksi," tambahnya.

Baca juga: BEI: Kinerja IHSG Terbaik Kelima di Dunia

Mitigasi OJK

Untuk memitigasi dampak sentimen global yang telah ditransmisikan ke IHSG, OJK telah mempersiapkan sejumlah langkah. Langkah pertama, mempertahankan beberapa kebijakan yang telah dikeluarkan untuk menjaga volatilitas pasar.

"Di antaranya pelarangan transaksi short selling dan pelaksanaan trading halt untuk penurunan IHSG sebesar 5 persen," kata Mahendra.

Selain itu, OJK melakukan pemantauan berkelanjutan terhadap kinerja industri reksa dana untuk memastikan mekanisme redemption di industri reksa dana dapat tetap berjalan teratur di tengah gejolak suku bunga pasar dan meningkatnya risiko likuiditas di pasar keuangan.

Terakhir, Mahendra bilang, pihaknya akan mengevaluasi eksposur valuta asing termasuk pinjaman komersial luar negeri di lembaga jasa keuangan (LJK). Langkah ini ditempuh di tengah tren penguatan dollar AS.

"Dan mendorong LJK untuk melakukan langkah-langkah yang dapat memitigasi risiko nilai tukar yang diperkirakan masih akan meningkat," ucap Mahendra.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com