Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Bisnis Oaken Lab, Produk Wewangian Artisan yang Rambah Pasar Ekspor

Kompas.com - 04/11/2022, 12:15 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bisnis wewangian memang sedang naik daun. Banyak merek wewangian lokal mulai menjamur di Indonesia.

Tidak hanya jenis produk parfum, beberapa produk perawatan tubuh lainnya juga banyak diincar konsumen Indonesia sekarang.

Belum lagi semenjak pandemi, produk aroma terapi untuk ruangan juga mengalami pertumbuhan permintaan yang masif.

Salah satu UMKM yang menangkap peluang tersebut adalah Oaken Lab. Jenama ini menyajikan berbagai produk wewangian, mulai dari parfum sampai produk perawatan tubuh.

CEO dan Co-Founder Oaken Lab Cynthia Wirjono mengatakan, Oaken Lab telah dibangun sejak 4 tahun lalu bersama suaminya, Chris Kerringan.

Baca juga: Cerita CEO Via Rasa Group, dari Tukang Tahu Goreng Hingga Berhasil Membuka Lebih dari 400 Cabang

"Tahun 2018 akhir, kami ingin berubah halauan, kalau sebelumnya fashion. Suami saya mulai bikin deodoran untuk dirinya sendiri, dia forumulasikan sendiri, dia juga suka sekali parfum," jelas dia saat ditemui di acara Brightspot Market di Plaza Senayan, Kamis (3/11/2022).

Untuk memulai bisnis wewangian ini, perlu proses penelitian dan pengembangan produk hingga setahun lamanya.

Seiring berkembangnya produk asal Indonesia ini, permintaan pasar luar negeri mulai bermunculan. Oaken Lab sendiri sudah merambah pasar ekspor mulai dari Korea Selatan, Jepang, Amerika Serikat, Australia, Singapura, dan Inggris.

"Namun karena ini artisan, jadi belum mass. Kami juga belum punya agen. Baru mulai distribusi," imbuh dia.

Oaken Lab sendiri memiliki beragam produk mulai dari parfum, sabun mandi, sabun cuci tangan, sabun untuk bercukur, reed diffuser, sampai body lotion.

Semua produk tersebut memiliki benang merah wewangian dari 6 jenis formulasi yang diracik Oaken Lab.

Selain itu, Oaken Lab juga menyediakan peralatan cukur mulai dari pisau, kuas, dan mangkuk kecil untuk busa cukur.

"Wewangian di sini berdasarkan pengalaman aku dan Chris alami, kadang yang simple kaya lagi jalan-jalan di kota tua ke tempat barbershop tertua di Jakarta, atau ke Jawa, selanjutnnya camping di Fuji, dan pengalaman tinggal di Los Angeles dulu," terang dia.

Wawangian Oaken Lab terinspirasi dari pengalaman pribadi pemiliknya. Jenama ini tidak pernah berusaha untuk menduplikasi wewangian yang sudah ada di pasaran.

Baca juga: Kisah Wearing Klamby, dari Dagang Baju “Preloved”, Ikut London Fashion Week, hingga Jual 10.000 Baju dalam 30 Menit

Cynthia menjelaskan, produk Oaken Lab di luar negeri disalurkan melalui gerai yang memiliki kesamaan visi dan gaya dengan produknya. Oleh sebab itu, sementara ia belum mencari distributor dalam jumlah yang besar.

Hal lain yang menjadi pertimbangan adalah ketersediaan bahan baku dan proses formulasinya. Pasalnya untuk produk parfum, dalam satu botol bisa mengandung lebih dari 60 bahan.

"Kami juga belum bisa kalau suruh kirim satu kontainer parfum," ujar dia.

Oaken Lab juga memanfaatkan produk lokal menjadi salah satu bahan baku dari wewangian yang mereka hasilkan, misalnya minyak nilam.

Berbeda dengan produk perawatan tubuh, ia mengaku dapat memproduksi ribuan liter dalam satu bulan.

Produk Oaken Lab sendiri bisa didapatkan mulai harga Rp 99.000 sampai Rp 799.000 untuk produk parfum.

Gerai Oaken Lab saat ini dapat ditemukan dalam acara Brightspot Market yang ada di Plaza Senayan mulai dari tanggal 3 sampai 6 November 2022.

Baca juga: Kisah Sukses Mooeishop, Awali Bisnis Tanpa Modal hingga Omzet Rp 300 Juta Per Bulan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Apa Dampak Konflik Iran-Israel ke Industri Penerbangan Indonesia?

Whats New
HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

HUT Ke-35 BRI Insurance, Berharap Jadi Manfaat bagi Masyarakat

Rilis
Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Menperin Siapkan Insentif untuk Amankan Industri dari Dampak Konflik Timur Tengah

Whats New
Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Respons Bapanas soal Program Bantuan Pangan Disebut di Sidang Sengketa Pilpres

Whats New
Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Freeport Indonesia Catat Laba Bersih Rp 48,79 Triliun pada 2023, Setor Rp 3,35 Triliun ke Pemda Papua Tengah

Whats New
KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

KPLP Kemenhub Atasi Insiden Kebakaran Kapal di Perairan Tanjung Berakit

Whats New
Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Wamenkeu Sebut Suku Bunga The Fed Belum Akan Turun dalam Waktu Dekat

Whats New
PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

PNS yang Dipindah ke IKN Bisa Tempati Apartemen Mulai September

Whats New
RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

RMKE: Ekspor Batu Bara Diuntungkan dari Pelemahan Rupiah

Whats New
Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Antisipasi Darurat Pangan di Papua Selatan, Kementan Gencarkan Optimasi Lahan Rawa di Merauke

Whats New
Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Erick Thohir Minta Pertamina hingga MIND ID Borong Dollar AS, Kenapa?

Whats New
Nasabah Kaya Perbankan Belum 'Tersengat' Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Nasabah Kaya Perbankan Belum "Tersengat" Efek Pelemahan Nilai Tukar Rupiah

Whats New
Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Apa Saja Penyebab Harga Emas Naik Turun?

Work Smart
Bapanas Ungkap Biang Kerok Harga Tomat Mahal

Bapanas Ungkap Biang Kerok Harga Tomat Mahal

Whats New
Jadi BUMD Penyumbang Dividen Terbesar, Bank DKI Diapresiasi Pemprov Jakarta

Jadi BUMD Penyumbang Dividen Terbesar, Bank DKI Diapresiasi Pemprov Jakarta

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com