Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Ferdy Hasiman
Peneliti

Peneliti di Alpha Research Database. Menulis Buku Freeport: Bisnis Orang Kuat Vs Kedaulatan Negara, Gramedia 2019. dan Monster Tambang, JPIC-OFM 2013.

Apa Kabar MIND ID Setelah 2 Tahun Kuasai Saham Freeport?

Kompas.com - 04/11/2022, 12:21 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

SUDAH dua tahun (sejak 2019), sebanyak 51 persen saham perusahaan tambang emas dan tembaga yang menambang di Grasberg, Papua, yaitu PT Freeport Indonesia (Freeport) dikontrol perusahaan tambang milik negara (BUMN), MIND ID.

Dalam dua tahun itu, publik pasti bertanya-tanya bagaimana nasib MIND ID setelah mangambil-alih saham perusahaan tambang emas dan tembaga terbesar di Tanah Air. Apakah ada peningkatan dari segi kinerja atau malah anjlok?

Pertanyaan ini tentu mesti di jawab agar publik mengetahui secara pasti bahwa tak salah Presiden Joko Widodo (Jokowi) memutuskan mengambil-alih saham (divestasi) Freeport.

Baca juga: 20 Persen Komponen Baterai Kendaraan Listrik Masih Impor, Ini Saran MIND ID untuk IBC

Kinerja menjanjikan

MIND ID dikenal luas bukan hanya karena sukses mengakuisisi 51 persen saham Freeport tahun 2019. Tetapi, karena MIND mimiliki holding perusahaan BUMN tambang yang besar.

Anggota MIND antara lain PT Freeport Indonesia (tembaga dan emas), PT Bukit Asam Tbk (batubara), PT Timah (Timah), dan PT Aneka Tambang Tbk (emas batangan dan nikel). Semua anggota ini berkontribusi besar bagi MIND ID sesuai dengan core business masing-masing.

MIND ID sendiri adalah perusahaan besar yang mengolah aluminium menjadi alumina ingot, salah satu yang terbesar di Asia.

Dua tahun setelah mengambil alih saham Freeport, MIND ID telah menunjukan kinerja menjanjikan. Dalam dua tahun ini, MIND ID menunjukan pertumbuhan luar biasa.

Baca juga: Meroket 687 Persen, Laba Bersih Mind ID Capai Rp 14,33 Triliun pada 2021

Di tahun 2021, MIND ID mampu membukukan pendapatan sebesar 93,75 triliun. Padahal, tahun 2020, pendapatan MIND ID hanya sebesar Rp 66,56 triliun. pendapatan yang begitu besar turut disumbang anggota-anggota MIND ID. Dari devisi batubara (PTBA) sebesar 32,49 persen, emas 27,65 persen dan timah 13,2 persen.

Dari pendapatan sebesar itu, laba MIND ID menjadi Rp 14,32 triliun, naik 686,91 persen. Ini tentu kinerja yang sangat menjanjikan bagi perusahaan tambang negara.

Dalam tahun berjalan (2022) saja, untuk semester pertama, MIND ID sudah mampu meraup laba sebesar Rp 13,1 triliun, naik Rp 4,7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2021. Peningkatan laba bersih ditopang komoditas kunci, seperti alumninum, nikel, timah, dan keuntungan dari mengontrol saham PT Freeport Indonesia.

 Presiden Joko Widodo memberikan sambutan di acara peluncuran teknologi 5G mining di pertambangan PT Freeport Indonesia, Mimika, Kamis (1/9/2022).YouTube.com/Sekretariat Presiden Presiden Joko Widodo memberikan sambutan di acara peluncuran teknologi 5G mining di pertambangan PT Freeport Indonesia, Mimika, Kamis (1/9/2022).
Laba MIND ID disumbangkan dari Freeport mencapai Rp 4,74 triliun, atau naik Rp 3 triliun dibandingkan tahun sebelumnya.

Secara rinci, anak usaha MIND, yaitu ANTM menyumbang 65 persen, PTBA menyumbang 65,93 persen, dan PT Timah sebesar 65 persen. Mind ID juga mengontrol 20 persen saham PT Vale Indonesia yang diakusisi pada Juni, 2020 sebesar 371,6 juta dolar AS.

Kinerja menjanjikan di atas juga sekaligus menepis pesimisme publik yang meragukan kemampuan MIND ID. Buktinya dalam dua tahun saja, MIND ID sudah bisa menjadi andalan negara di sektor tambang. Terbukti tahun 2021, deviden MIND ID tercatat mencapai 234 juta dolar hanya dari Freeport.

Peningkatan deviden dari Freeport ditopang kinerja perusahaan tambang emas dan tembaga itu yang meroket 300 persen untuk laba bersih menjadi Rp 40 triliun dari Rp 10 triliun tahun sebelumnya. Itu baru dari satu anggota MIND ID. Belum dividen dari ANTM, PTBA, PT Timah, dan Vale.

Peningkatan dividen dari Freeport membuktikan bahwa keputusan pemerintahan Jokowi mengambil-alih saham Freeport sangat tepat. Dengan kinerja menjanjikan dan melihat prosespek anggota MIND ID saat ini, pertanyaan yang muncul kemudian adalah apakah MIND ID mampu menjadi raja tambang di Asia atau global?

Baca juga: HUT Ke-77 Pertambangan dan Energi, MIND ID Terapkan Smart Operation

Pasca-penandatanganan akusisi Freeport, MIND ID menjadi perhatian pelaku pasar lokal dan global. MIND ID (dulu Inalum) menjadi magnet baru karena sukses melakukan konsolidasi dengan membentuk perusahaan holding tambang (PT Timah Tbk, PT Aneka Tambang Tbk dan PT Bukit Asam Tbk).

MIND ID menjadi korporasi raksasa dan bisa menyaingi raksasa-raksasa tambang dunia seperti Rio Tino, BHP Balliton, dan Freeport McMoran.

Nilai pasar (market value) MIND ID nantinya akan menjadi sangat besar, sekitar 15 miliar dolar (atau setara Rp 235, 6 triliun). Nilai pasar seperti itu sudah cukup untuk menyaingi induk usaha Freeport Indonesia, Freeport McMoran, yang memiliki nilai pasar 20,9 miliar dolar.

Namun, MIND ID masih banyak memiliki ruang untuk untuk berekspansi. Perusahaan itu diuntungkan dengan pemberlakuan UU Nomor 3 Tahun 2020 tentang Minerba yang memberi ruang kepada pemerintah untuk mengembalikan pertambangan strategis ke tangan negara sesuai dengan amanat UUD 1945.

Sejak tahun 2019, MIND ID memang menargetkan pendapatan tahun 2025 mencapai 22 miliar dolar (atau Rp 345,5 triliun). Untuk mencapai target itu, MIND ID tentu harus mampu melakukan ekspansi bisnis dan mampu mengontrol pasar tambang mineral dalam negeri terlebih dahulu.

MIND ID harus mampu mengontrol pasar sebesar 15-20 persen. Saat ini MIND ID hanya mengontrol 7-20 persen pasar tambang dalam negeri. Di sektor batubara, perusahaan milik negara hanya mengontrol 10 persen market share.

Setelah sukses mengakuisisi Freeport, ambisi MIND ID menguasai pasar global tidak sulit. Freeport Indonesia memiliki konsensi dan cadangan tembaga-emas yang besar. Freeport dan MIND ID bisa bersama-sama merealisasikan proyek smelter tembaga dan emas, sehingga bisa mengontrol pasar tembaga di Tanah Air.

Pembangunan proyek smelter tembaga itu akan lebih mudah jika anggota holding MIND ID, yaitu PTBA memastikan ketersedian listrik karena PTBA memiliki batu bara dan mengoperasikan beberapa proyek listrik PLTU Mulut Tambang. Proyek listrik PTBA itu juga bisa membantu memasok listrik untuk tambang underground milik Freeport di Grasberg.

Kekuatan finansial perusahaan milik negara untuk melakukan penetrasi pasar juga menjadi sangat penting. Jika dilihat dari struktur keuangan anak usaha, MIND ID (Inalum) mampu merajai pasar tambang dunia.

ANTM salah satu perusahaan emas batangan dan nikel terbesar mampu mencetak laba sepanjang semester I-2022 senilai Rp 1,52 triliun. Sementara PTBA membukukan laba sebesar Rp 10 triliun dalam 9 bulan pertama tahun 2020 dan pendapatan sebesar Rp 31,07 triliun.

Selain itu, laba PT Timah mencapai Rp 1,08 triliun dengan pendapatan Rp 7 triliun. Kinerja menjanjikan dari anggota holding MIND ID ini sejalan dengan meningkatnya harga komoditas global.

Yang perlu digarisbawahi adalah dengan perubahan paradigma global menuju mobil listrik sekarang. Perubahan arah kebijakan ke mobil listrik dari negara-negara maju (Eropa, Rusia, Amerika Serikat dan China) berefek bola salju pada anggota holding MIND ID, ANTM dan PT Timah.

ANTM memiliki konsensi emas besar, MIND ID memiliki aluminium, dan PT Timah memilik kobalt. Nikel, aluminium dan kobalt adalah komponen utama pembangunan baterai mobil listrik. Ini yang membuat peran MIND ID dalam Indonesia Baterai Corporation (IBC) sangat sentral.

IBC adalah perusahaan patungan antara Pertamina (Persero), PLN (Persero), MIND ID, dan ANTM. IBC nantinya ditugaskan membangun ekosisitem kendaraan listrik melalui pengembangan pabrik baterai dari nikel.

Peran ANTM, PT Timah, dan MIND ID sangatlah besar karena mereka menjadi andalan untuk memasok bahan baku ke IBC untuk pengembangan baterai mobil listrik. Selain itu, ANTM dan MIND ID memiliki kemampuan membangun pabrik smelter nickle sulfate, nikel kelas satu untuk pengembangan baterai mobil listrik.

Tak mengherankan jika beberapa tahun lalu, ANTM menjadi berita menghebohkan karena produsen mobil listrik dunia, TESLA, ingin bermitra dengannya karena ANTM sebagai produsen nikel kelas 1 (untuk baterai mobil listrik) di Tanah Air. LG dari Korea Selatan juga ingin bermitra dan menjadikan ANTM sebagai penyuplai nikel di hulu untuk infrastruktur mobil listrik.

Kepentingan produsen mobil listrik dunia menggandeng ANTM semakin mendesak mengingat Indonesia adalah produsen nikel nomor satu dunia (berkontribusi 27 persen terhadap dunia) dan ANTM mengontrol sekitar 7 persen konsensi nikel di Tanah Air.

Lebih daripada itu, keputusan pemerintah Indonesia menutup keran ekspor nikel sejak tahun 2019 dan mewajibkan perusahaan tambang membangun pabrik smelter nikel domestik, memaksa produsen-produsen mobil listrik mencari mitra bisnis di Tanah Air.

Dengan posisi strategis di pasar nikel, kobalt, dan aluminum, MIND ID memiliki posisi tawar besar dengan produsen otomotif besar, seperti Jepang atau negara lainnya.

Perlu fokus

MIND ID bisa diandalkan menjadi perusahaan tambang raksasa baik domestik maupun global. Dengan kamampuan dan core business anggota-anggotanya, membuat MIND ID memiliki kelebihan dibandingkan perusahaan domestik lain.

Selain itu, label perusahaan milik negara dengan segala keistimewaannya diharapkan menjadi andalan pemerintah untuk melakukan penetrasi pasar di berbagai lini bisnis yang dimiliki MIND ID.

MIND ID juga diharapkan menjadi penopang utama penerimaan negara, selain Pertamina (Persero), dan mampu mengolah tambang di negeri ini secara profesional. Kuncinya adalah fokus pada bidang bisnis yang digeluti sekarang ini dan harus memiliki mimpi agar menjadi leader di bidang tambang dalam negeri dan global.

Dengan fokus pada bidang bisnis, diharapkan intervensi non-korporasi yang selalu membelenggu BUMN selama ini diminimalisir. Intervensi non-korporasi membuat BUMN menjadi tak professional dan sulit tumbuh.

Untuk itu, MIND ID diharapkan fokus pada bidang bisnisnya masing-masing agar bermanfaat bagi negeri ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com