Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Siswanto Rusdi
Direktur The National Maritime Institute

Pendiri dan Direktur The National Maritime Institute (Namarin), sebuah lembaga pengkajian kemaritiman independen. Acap menulis di media seputar isu pelabuhan, pelayaran, kepelautan, keamanan maritim dan sejenisnya.

Memaknai Layanan Kapal Bongsor Maskapai Kontainer Prancis

Kompas.com - 04/11/2022, 14:13 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

Presiden Joko Widodo pernah melepas ekspor nasional menggunakan layanan tersebut pada 2018. Adapun rutenya meliputi Jakarta-Laem Chabang (Thailand)-Ho Chi Minh (Vietnam)-Los Angeles.

Sayang, layanan hanya berlangsung setahun dan terpaksa dihentikan karena muatan yang diangkut, khususnya dari Jakarta, terbilang rendah dan tidak bertumbuh.

Baca juga: Layani Pelayaran Jakarta-Los Angeles, CMA-CGM Bidik Pasar Kargo 20 Persen

Sementara itu, pelabuhan-pelabuhan dalam rute Columbus JAX mencakup Jakarta-Laem Chabang-Vung Tau (Vietnam)-Singapura-Port Klang (Malaysia). Yang menarik dari rute ini adalah dimasukannya dua transshipment hub di kawasan Asia Tenggara, yaitu Singapura dan Port Klang.

Pada rute Java South East Asia Express Service sebelumnya, keduanya tidak masuk. Kok, bisa begitu?

Jawaban sederhananya adalah: sepertinya kapal-kapal yang dioperasikan dalam layanan Columbus JAX tetap diposisikan sebagai kapal feeder dengan Singapura dan Port Klang sebagai destinasinya.

Selanjutnya peti kemas yang diturunkan di sana akan dialihmuatkan ke kapal lain, bisa saja ke maskapai lainnya.

Sekadar catatan, dalam layanan direct call bisa saja peti kemas dikapalkan dengan kapal yang langsung menuju ke destinasi akhir. Atau, bisa juga kapal berlabuh di beberapa pelabuhan terlebih dahulu sebelum akhirnya menuju pelabuhan akhir tetapi peti kemas tidak dipindahkan ke kapal lain.

Yang perlu diperhatikan adalah direct call tidak otomatis membuat ocean freight jadi lebih rendah dibanding transshipment. Semuanya tergantung kebutuhan dan kapasitas kapal.

Jika layanan direct call tidak mencapai economics of scale, tarifnya tetap akan tinggi karena fixed costs kapal-kapal besar sangat tinggi. Layanan direct call bukanlah segalanya.

Kedua, situasi ekonomi global saat ini sedang tidak baik-baik saja. Ekspor ke AS di semester kedua menurun. Throughput peti kemas turun sebesar 11 persen pada September dibanding Agustus (month-to-month).

Boleh dikatakan tahun ini tidak ada peak season karena permintaan turun. Ocean freight untuk spot rate juga turun sementara contract rate yang sudah kadung disepakati antara shipper/consignee dan operator pelayaran peti kemas akan direvisi.

Beberapa main line operator atau MLO sudah melakukan konsolidasi layanannya, artinya rute atau port of call yang ada mulai ditutup dan disatukan ke dalam layanan yang betul-betul profitable. Hal itu diikuti dengan kebijakan blank sailing.

Last but not least, saat ini kegiatan ekspor dan impor sudah begitu terintegrasi dengan bisnis global dan rentan berkontraksi. Singkat cerita, apa yang dilakukan oleh CMA CGM merupakan langkah yang berani. Semoga saja mereka bisa bertahan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Kecelakaan Beruntun di GT Halim Diduga gara-gara Truk ODOL, Kemenhub Tunggu Investigasi KNKT

Whats New
Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Indef: Banjir Barang Impor Harga Murah Bukan Karena TikTok Shop, tapi...

Whats New
Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Emiten Menara TBIG Catat Pendapatan Rp 6,6 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

LKPP: Nilai Transaksi Pemerintah di e-Katalog Capai Rp 196,7 Triliun Sepanjang 2023

Whats New
?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

?[POPULER MONEY] Kasus Korupsi Timah Seret Harvey Moeis | Pakaian Bekas Impor Marak Lagi

Whats New
Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Kemenhub Fasilitasi Pemulangan Jenazah ABK Indonesia yang Tenggelam di Perairan Jepang

Whats New
Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Apa Pengaruh Kebijakan The Fed terhadap Indonesia?

Whats New
Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Gandeng Telkom Indonesia, LKPP Resmi Rilis E-Katalog Versi 6

Whats New
Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Ekonomi China Diprediksi Menguat pada Maret 2024, tetapi...

Whats New
Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Berbagi Saat Ramadhan, Mandiri Group Berikan Santunan untuk 57.000 Anak Yatim dan Duafa

Whats New
Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Tarif Promo LRT Jabodebek Diperpanjang Sampai Mei, DJKA Ungkap Alasannya

Whats New
Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Bisnis Pakaian Bekas Impor Marak Lagi, Mendag Zulhas Mau Selidiki

Whats New
Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Cara Reaktivasi Penerima Bantuan Iuran BPJS Kesehatan

Work Smart
Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Kehabisan Tiket Kereta Api? Coba Fitur Ini

Whats New
Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Badan Bank Tanah Siapkan Lahan 1.873 Hektar untuk Reforma Agraria

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com