Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bicara Soal Kepemimpinan, Erick Thohir: Yang Baik Kita Lanjutkan, yang Tidak Baik Kita Perbaiki

Kompas.com - 04/11/2022, 19:00 WIB
Kiki Safitri,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com – Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, setiap pemimpin, utamanya di Kementerian BUMN pasti memiliki kontribusi yang baik. Yakin akan hal itu, dia mengatakan bahwa transformasi BUMN saat ini tidak lepas dari kontribusi dari BUMN terdahulu.

“Yang baik kita lanjutkan, yang tidak baik kita perbaiki. Seorang pemimpin itu jangan ego center. Kalau saya bicara Menteri BUMN sebelumnya jelek, artinya saya punya driven ego, hanya menjelekkan porsi Menteri BUMN sebelumnya,” kata Erick dikutip dari laman Instagram, @erickthohir, Jumat (4/11/2022).

Baca juga: Erick Thohir dan Sri Mulyani Masuk Daftar Tokoh Muslim Berpengaruh di Dunia Bisnis dan Ekonomi

Erick Thohir mengungkapkan, ada banyak Direksi BUMN yang masih dipilih untuk tetap berada di Kementerian BUMN saat ini. Ada juga direksi baru yang dipilih, namun terpaksa dicopot karena kinerjanya dinilai belum sesuai.

“Yang penting KPI-nya. Leadership, siapapun yang nanti terpilih menjadi Presiden, siapapun pemimpin berikutnya, harus punya ikhtiar, keyakinan, bahwa presiden sebelum-sebelumnya itu tidak mungkin menjadi presiden, kalau tidak punya kebagusan,” kata mantan Presiden Inter Milan itu.

Erick mengungkapkan, saat ini ada banyak pemimpin yang memiliki kualitas baik, hanya perlu dipetakan saja apa sudah dilakukan sebelumnya. Kemudian, pemimpin saat ini juga perlu adaptasi dengan perubahan zaman.

Baca juga: Pesan Jokowi, Erick Thohir Diminta Libatkan Musisi Dunia untuk Ikut Bahas Isu Global dalam M-20

“Jangan kita hanya berpikir, pemimpin sebelumnya semua keputusannya jelek. Seperti tadi, ketika saya menjabat, saya datang ke Bu Rini (Mantan Menteri BUMN), 'bu apa sih kira-kira yang ibu belum selesaikan? one on one saya dengan Bu Rini,” ungkap dia.

Karena itu, Erick menilai konsolidasi BUMN penting dilakukan. Sebelumnya terdapat 108 perusahaan BUMN, dan terus dilakukan pengurangan ke 41 BUMN, dan ditargetkan bisa susut hingga 30 BUMN. Hal ini dilakukan agar perusahaan BUMN bisa menjadi global company.

“Ngapain kita punya 100 BUMN tapi semua pesakitan, mendingan sekarang punya 41 BUMN, yang setor dividen 20 BUMN. Dulu 108 BUMN, yang setor dividen 11 BUMN. Kalau kita punya 30 BUMN, yang setor dividen 25 BUMN, itukan berarti kita bisa benchmarking dengan pemain global,” tegas Erick Thohir.

Baca juga: Erick Thohir: Indonesia Jangan Sampai Hanya Jadi Konsumen dari Kreator atau Konten Asing

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com