JAKARTA, KOMPAS.com – PT Pelabuhan Indonesia (Persero) atau Pelindo mencatat banyaknya perubahan yang terjadi pasca penggabungan atau merger perusahaan. Hal ini terlihat dari mulai optimaslisasi aset hingga implementasi digital.
Direktur Utama Pelindo Arif Suhartono mengatakan, transportasi komoditas perdagangan antarnegara ini sangat menentukan besar kecilnya biaya logistik, komponen harga yang pada akhirnya ditanggung oleh konsumen.
Dengan sistem logistik yang efisien, ketimpangan distribusi dan disparitas atau perbedaan harga, bisa dikurangi. Pangan, bahan bakar, obat-obatan, dan bahan baku industri akan lebih terjangkau, baik oleh masyarakat maupun dunia usaha.
“Selain membuat harga barang lebih terjangkau, rendahnya biaya logistik akan membantu menyuburkan perdagangan dan menarik investasi yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Perbaikan layanan pelabuhan akan mendorong transformasi pada seluruh perekonomian,” kata Arif dalam siaran pers, Jumat (4/11/2022).
Baca juga: Bicara Soal Kepemimpinan, Erick Thohir: Yang Baik Kita Lanjutkan, yang Tidak Baik Kita Perbaiki
Arif mengungkapkan, untuk mendorong transformasi itu, Pelindo terus berbenah. Sejak penggabungan Pelindo setahun lalu, Pelindo telah memainkan sejumlah jurus untuk menekan biaya logistik dari aspek kepelabuhanan, mulai dari transformasi layanan operasi, pembangunan akses dan fasilitas pelabuhan, perbaikan sistem dan tata letak pelabuhan, optimalisasi alat bongkar muat, peningkatan kapasitas pegawai, hingga perbaikan sistem digital.
Terbaru, menandai satu tahun pasca penggabungan awal Oktober lalu, Pelindo meluncurkan sistem operasi pelabuhan yang disebut Terminal Operating System (TOS) Nusantara. Sistem ini digunakan untuk merancang, mengendalikan, memantau, dan membuat laporan seluruh aktivitas pelabuhan seperti bongkar muat, penumpukan, relokasi, serta pengaturan gerbang (gate in-gate out).
Dengan TOS Nusantara, operator pelabuhan akan mengatur pergerakan kapal, alat, truk, serta kedatangan dan keberangkatan container. Operating system akan menentukan, misalnya, alokasi dermaga.
Baca juga: Rekrutmen PPPK 2022 Dimulai, Ini Cara Daftar Akun di Laman SSCASN
“Kapal apa, akan menggunakan dermaga nomor berapa, dan untuk berapa lama. Alokasi seperti ini bisa diputuskan setelah mempertimbangkan ukuran kapal, draft (kedalaman kolam pelabuhan), jenis kargo, dan volume muatan,” lanjut Arif.
TOS juga akan menentukan alokasi peralatan yang akan digunakan, tergantung pada ukuran kapal dan kapasitas angkat alat . Ini sangat penting karena jumlah crane sangat terbatas. Dengan bantuan operating system, tiap alat akan memiliki jadwal kapan digunakan dan kapan akan dirawat atau diperbaiki.
Selain itu, TOS membantu pengelolaan container yard, dengan cara mengatur pergerakan peti kemas pada lapangan penumpukan. Ini juga bukan perkara mudah. TOS akan menentukan pada grid mana tiap peti kemas harus ditempatkan agar mudah ditemukan, dan bagaimana caranya agar gampang dipindahkan.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.