BALIKPAPAN, KOMPAS.com - Pengelolaan sampah jadi energi di Kelurahan Manggar, Kecamatan Balikpapan Timur, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur sudah berlangsung sejak 2018 dan kini menuai banyak manfaat untuk masyarakat sekitar. Salah satunya, mengurangi biaya elpiji.
Program Waste energy for Community (WASTECO) ini sendiri didampingi oleh PT Pertamina Hulu Mahakam (PHM), anak usaha PT Pertamina Hulu Indonesia, yang termasuk dalam Regional 3 Subholding Upstream Pertamina.
Muhammad Haryanto, Kepala Unit Pelaksana Teknis Daerah Tempat Pembuangan Akhir Sampah (UPTD TPAS) Manggar di Balikpapan mengatakan, saat ini pengelolaan sampah sampai pada pembuatan sumur gas methana dan penambahan jaringan pipa gas tersebut.
Baca juga: Program Otsuka Blue Planet, Upaya Edukasi Warga Kurangi dan Kelola Sampah Plastik
Haryanto bercerita, jumlah sampah yang masuk makin bertambah setiap tahun. Saat ini jumlah sampah yang masuk ke TPAS Manggar mencapai 480 ton per hari, bahkan bisa lebih dari 500 ton per hari.
"Kehadiran Ibu Kota Negara pun berpotensi menambah jumlah sampah yang masuk ke TPAS Manggar," katanya melalui keterangannya, Jumat (4/11/2022).
Sementara menurut Krisna, General Manager PHM, dengan adanya program Wasteco ini, lanjut Krisna, PHM mampu menyelesaikan berbagai masalah yang timbul antara lain mengurangi dampak keberadaan TPAS, membuka peluang kerja bagi masyarakat.
Selain itu, program WASTECO dapat meningkatnan pendapatan masyarakat dengan pengurangan biaya operasional di dapur.
“Program WASTECO juga memunculkan pelaku usaha baru dan kegiatan masyarakat semakin positif,” katanya.
Baca juga: Kunang Jewelry Shop: Sulap Sampah Logam Jadi Produk Berdaya Jual
Deddy Prasetia, Lurah Manggar, mengakui bahwa pemanfaatan gas methana dari TPAS Manggar telah menciptakan peluang kerja dan pertumbuhan ekonomi masyarakat serta mendukung pemerintah dalam mengurangi beban subsidi gas elpiji 3kg.
Hingga Kamis (3/11/2022) terdapat 307 sambungan rumah yang tersebar dalam 4 RT, yaitu RT 36, 61, 95, dan 97 Kelurahan Manggar serta 12 UKM yang telah memanfaatkan gas methana untuk kebutuhan memasak.
"Warga kami sangat merasakan manfaat besar penggunaan gas methana dari sampah ini, salah satunya menghemat biaya hidup. Warga kami tidak terkena dampak inflasi karena tingginya harga energi,” ujar Deddy.
Iuran penggunaan gas methana yang sangat murah, yaitu Rp 10.000 per bulan, lanjut Deddy, jadi pendorong banyak rumah tangga yang menggunakan gas methana.
Warga menggunakannya untuk berbagai keperluan, mulai dari memasak hingga mandi air hangat di rumah, termasuk usaha rumah tangga di lingkungan Kelurahan Manggar.
“Penghematannya luar biasa. Coba kalau menggunakan elpiji 3 kg. Harga di sini Rp 30.000 per tabung. Sebulan bisa tiga tabung. Artinya bisa Rp 90.000. Dengan penyaluran gas methana melalui pipa dari TPAS Manggar, hanya Rp 120.000 setahun,” ujarnya.
Kemudian Suyono, Pengelola Program WASTECO, sangat berharap ke depan jumlah rumah tangga yang memanfaatkan gas methana akan bertambah setiap tahunnya.
Salah satu caranya adanya dengan menambah jumlah pengusaha baru di wilayah Manggar agar pemanfaatan gas methana menjadi lebih besar.
“Dari jumlah sampah yang masuk, bisa menghasilkan 737.999 m3 per tahun gas methana dari potensi 1,5 juta m3 per tahun. Namun dari jumlah tersebut baru sekitar 500 ribuan m3 yang mampu disalurkan ke masyarakat untuk menjadi gas pengganti LPG,” katanya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.