Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

MDRT: Bisnis Asuransi Jiwa Bakal "Booming" Tahun 2023

Kompas.com - 04/11/2022, 21:00 WIB
Agustinus Rangga Respati,
Aprillia Ika

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Bisnis asuransi di dunia diperkirakan akan tumbuh pesat di tahun 2023.

Country Chair Million Dollar Round Table (MDRT) Indonesia 2021-2023, Dedy Setio menjelaskan, masyarakat dunia mulai menyadari pentingnya proteksi kesehatan dan juga antisipasi terhadap penyakit kritis.

"Bisnis asuransi jiwa akan booming di tahun depan secara global. Akan sangat banyak orang membeli asuransi kesehatan dan penyakit kritis. Ini mengemuka dalam sebuah event global belum lama ini yang saya ikuti," kata dia dalam siaran pers, dikutip Jumat, (4/11/2022).

Dedy menjelaskan, kesadaran akan pentingnya memiliki polis asuransi kesehatan pribadi dan penyakit kritis meningkat setelah belajar dari pandemi Covid-19.

"Saat ini banyak orang terlena dengan asuransi kesehatan dari perusahaan. Tetapi itu hanya 1 sampai 2 tahun saja proteksinya. Sementara asuransi khusus penyakit kritis atau asuransi pribadi, itu diproteksi dengan limit hingga ratusan juta," jelas dia.

Baca juga: Pentingnya Punya Asuransi Penyakit Kritis

"Ini yang mulai disadari di luar negeri. Kita berharap potensi positif ini juga akan terjadi di Indonesia. Tinggal kita mau ambil peluangnya atau tidak," timpal dia.

Ia berharap, potensi pertumbuhan bisnis asuransi jiwa ini tentunya diharapkan sejalan dengan tingkat literasi dan inklusi keuangan yang diumumkan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah mengalami pertumbuhan yang cukup pesat.

Sebabnya, dari sektor asuransi, produk-produk asuransi jiwa masih sangat minim di masyarakat.

Hal ini terlihat dari jumlah polis individu yang baru mencapai 7 persen dari total jumlah penduduk Indonesia.

Baca juga: Kini, Anak Muda Banyak Cari Asuransi Kesehatan

 


Mantan Country Chair MDRT Indonesia Miliana Marten mengungkapkan, salah satu solusi dalam mendorong peningkatan penetrasi asuransi jiwa, yakni perbanyak agen asuransi jiwa yang kompeten dalam menawarkan produk asuransi jiwa kepada masyarakat.

"Produk asuransi jiwa itu tidak kelihatan, maka perlu banyak agen yang datang menemui masyarakat untuk menjelaskan kegunannya dan menawarkan produk asuransi. Tentunya agen yang kompeten, profesional, sehingga bisa diterima nasabah," ungkap Miliana.

Miliana menjelaskan, hingga saat ini memang banyak yang daftar menjadi agen asuransi. Namun, sebanyak 80 persen para agen masih memilih menjadikan profesi agen asuransi sebagai pekerjaan part time.

"Ini jadi concern kami. Apalagi jika mereka akhirnya belum bisa berhasil," jelas dia.

Sebagai informasi, berdasarkan data MDRT baru sekitar 7 persen masyarakat Indonesia yang memiliki polis asuransi jiwa dari total jumlah penduduk Indonesia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com