Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

IPO, Blibli Diyakini Bakal Lebih Fleksibel Kelola Aset

Kompas.com - 04/11/2022, 21:24 WIB
Rully R. Ramli,
Yoga Sukmana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - PT Global Digital Niaga Tbk atau Blibli akan melakukan pencataan saham perdana perusahaan di Bursa Efek Indonesia pada 8 November mendatang. Perusahaan entitas Grup Djarum ini telah menyelesaikan proses penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO) pada Jumat (4/11/2022).

Mengacu kepada dokumen prospektus teranyar, pada periode penawaran umum saham perdana, Blibli menawarkan sebanyak 17,7 miliar sahamnya dengan harga sebesar Rp 450 per saham. Dengan demikian, Blibli bakal meraup dana hasil penawaran umum mencapai Rp7,99 triliun.

Adapun sebagian besar dana yang diperoleh itu yakni sebesar Rp 5,5 triliun, akan digunakan Blibli untuk membayar utang. Sementara sisanya, akan digunakan untuk pengembangan bisnis ke depan.

Baca juga: Blibli Pede IPO di Tengah Ancaman Resesi Ekonomi Global

Peneliti dari Center of Economic and Law Studies (Celios), Muhammad Andri Perdana mengatakan, pembayaran utang yang akan dilakukan Blibli menjadi baik untuk struktur modal perusahaan. Pasalnya pembayaran utang dapat mengurangi Debt Equity Rasionya (DER) perusahaan.

"Dengan penurunan DER ini, perusahaan menjadi lebih fleksibel dalam pengelolaan aset yang dimiliki, termasuk potensi pembagian dividen kepada investor di masa mendatang," ujar dia, dalam keterangan tertulis, Jumat (4/11/2022).

Lebih lanjut ia bilang, dana segar hasil IPO akan berkontribusi positif untuk Blibli. Maklum saja, saat ini banyak perusahaan-perusahaan rintisan atau startup lain yang mengalami kesulitan pendanaan, salah satunya karena kondisi ekonomi yang diproyeksikan mengalami resesi pada 2023.

Menurutnya, perusahaan e-commerce omnichannel dengan model bisnis Blibli memiliki potensi pertumbuhan yang menarik ke depan. Ini terlihat dari sejumlah perusahaan luar negeri dengan model bisnis serupa, seperti Amazon dan Alibaba yang melakukan ekspansi secara masif.

Baca juga: Blibli Patok Harga IPO Rp 450 Per Saham


“Mereka sustain karena memiliki bisnis di beberapa sektor usaha, sehingga ketika kondisi ekonomi sulit sekalipun, sebagian bisnis yang berkembang dapat menopang sektor bisnis lainnya yang terdampak ekonomi. Yang satu mengalami kesulitan, yang lain mengalami kenaikan,” tuturnya.

Andri juga menilai wajar atas utang yang dimiliki oleh Blibli dan perusahaan startup lainnya. Sebab, perusahaan rintisan memiliki utang untuk investasi serta pengembangan bisnisnya.

“Selama utang itu sehat dan terukur dari segi Debt to Equity Ratio, profitabilitias dan likuiditasnya, maka wajar-wajar saja, bukan masalah,” ucapnya.

Sebagai informasi, hingga Juni 2022, Blibli membukukan pendapatan sebesar Rp 6,71 triliun, melonjak sebesar 127 persen secara tahunan dari Rp 2,99 triliun. Adapun laba bruto perusahaan sebesar Rp 560,8 miliar, naik dari Rp 225,7 miliar.

Baca juga: IPO, Bagaimana Prospek Bisnis Blibli?

Disclaimer: Artikel ini bukan untuk mengajak membeli atau menjual saham. Segala rekomendasi dan analisa saham berasal dari analis dari sekuritas yang bersangkutan, dan Kompas.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan atau kerugian yang timbul. Keputusan investasi ada di tangan Investor. Pelajari dengan teliti sebelum membeli/menjual saham.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com