KOLOM BIZ
Konten ini merupakan kerja sama Kompas.com dengan Experd Consultant
Eileen Rachman dan Emilia Jakob
Character Building Assessment & Training EXPERD

EXPERD (EXecutive PERformance Development) merupakan konsultan pengembangan sumber daya manusia (SDM) terkemuka di Indonesia. EXPERD diperkuat oleh para konsultan dan staf yang sangat berpengalaman dan memiliki komitmen penuh untuk berkontribusi pada perkembangan bisnis melalui layanan sumber daya manusia.

Mengambil Keputusan Bermutu

Kompas.com - 05/11/2022, 08:03 WIB
Anda bisa menjadi kolumnis !
Kriteria (salah satu): akademisi, pekerja profesional atau praktisi di bidangnya, pengamat atau pemerhati isu-isu strategis, ahli/pakar di bidang tertentu, budayawan/seniman, aktivis organisasi nonpemerintah, tokoh masyarakat, pekerja di institusi pemerintah maupun swasta, mahasiswa S2 dan S3. Cara daftar baca di sini

DALAM kehidupan sehari-hari, kita selalu dihadapkan pada berbagai keputusan, mulai dari memilih rute untuk menuju suatu tempat, menu makan siang, hingga keputusan yang dapat mengubah hidup, seperti pernikahan.

Salah dalam mengambil keputusan dapat mengakibatkan penundaan dalam hal-hal yang ingin kita capai. Meskipun demikian, keputusan yang salah tak selamanya mendatangkan kemalangan. Ada kalanya, hal itu justru berujung pada berkah yang tidak terduga.

Sejarah suatu perusahaan merupakan refleksi dari keputusan-keputusan yang diambil oleh para pemimpinnya. Apakah keputusan diambil dengan cepat? Apakah terjadi banyak perubahan dalam keputusan yang diambil?

Baca juga: Sambung Rasa

Coca Cola pernah mengubah rasa dan memproduksi Diet Coke. Namun, akhirnya mereka kembali pada pola dan rasa lama.

Banyak yang beranggapan, hal itu adalah keputusan yang buruk. Akan tetapi, manajemen Coca Cola beranggapan bahwa ini adalah hal terbaik yang bisa mereka lakukan. Ternyata, keputusan itu memang tepat dan terlihat dari angka penjualan Coca Cola yang kembali merambat naik.

Dengan data science yang semakin berkembang, kita terbantu untuk mengambil keputusan dengan dasar yang lebih kuat dan akurat. Namun, tentunya kita perlu menguatkan kemampuan memilih mana data yang menunjang dan menjadikannya dasar pengambilan keputusan atau malah mendistorsinya.

Dari pengolahan data, Google menyimpulkan bahwa manajer yang memiliki “people skill” baik akan menciptakan tim yang lebih sehat. Selain itu, mereka mendapatkan informasi bahwa karyawan yang bahagia akan lebih produktif ketimbang yang tidak. Fakta inilah yang dijadikan Google sebagai referensi pengembangan karyawannya.

Baca juga: Menghadapi Krisis Berkepanjangan

Di tempat lain, Amazon menemukan bahwa banyak orang tergerak untuk membeli produk bila banyak orang lain telah membeli barang tersebut. Dari temuan itu, muncul ide untuk membuat fitur “yang juga dibeli orang lain”. Sesuai target, hal ini mendorong pembeli mengikuti jejak pembeli lainnya.

Sebaliknya, ada perusahaan-perusahaan yang gagal beradaptasi, berubah, ataupun bersaing karena keputusan yang salah.

Blockbuster, misalnya, perusahaan penyewaan video ini membuat interpretasi yang salah berdasarkan data pelanggan. Mereka lupa bahwa data yang paling valid sekarang ada di benak para pelanggan muda yang dinamis.

Baca juga: Berhenti Tenang

Akibatnya, mereka menolak tawaran kerja sama Netflix pada 2000. Kemudian, 10 tahun berlalu, Blockbuster mengajukan pailit dan kini Netflix terus melaju dengan lebih dari 223 juta pelanggan di seluruh dunia.

Kodak konon dikenal sebagai raja fotografi yang juga penemu pertama perangkat fotografi digital. Namun, manajemen puncak ragu-ragu untuk go digital dan khawatir bahwa fotografi digital akan mematikan bisnis rol film yang dirajainya. Namun, siapa yang dapat menghentikan kemajuan inovasi? Akibat keputusan yang salah ini pun mereka tergilas.

Bebas konflik kepentingan

Pengambilan keputusan yang salah sering dilatarbelakangi conflict of interest para pengambil keputusan. Dasar pertimbangan yang mereka gunakan bukan lagi kepentingan dari pihak-pihak kepada siapa ia seharusnya mempertanggungjawabkan profesionalitasnya, melainkan lebih banyak mempertimbangkan masa jabatan, kepentingan kelompok tertentu, atau bahkan ego pribadinya sendiri. Ini yang harus diwaspadai.

Baca juga: Krisis Pertemanan dalam Bekerja

Seorang profesor dari Harvard juga mengingatkan, dalam mengambil keputusan, terlalu banyak data yang dipertimbangkan akan menjadi jebakan dan menenggelamkan kita dalam proses analisis yang berkepanjangan. Akibatnya, pengambilan keputusan akan kehilangan timing yang tepat. It’s critical to be strategic at every step of the process.

Langkah pengambilan keputusan

Dalam proses pengambilan keputusan, kita sebaiknya awas terhadap realitas bahwa dengan sistematika yang benar, kita bisa mendapatkan hasil keputusan yang lebih bermutu.

Eileen RachmanDok. EXPERD Eileen Rachman
Pertama, kita perlu menggambarkan tujuan pengambilan keputusan dan sasaran yang ingin kita capai dengan jelas. Kita perlu membicarakan situasi yang dihadapi secara gamblang dengan para stakeholder dan anggota tim yang akan bergerak bersama.

Baca juga: Kekuatan “Alignment”

Dalam langkah pertama itu, kita perlu menyepakati bahwa keputusan memang harus segera diambil. Semua orang biasanya memahami kondisi ini, tetapi sering kali perhatian kita teralihkan oleh pembicaraan-pembicaraan lain. Fokus pengambilan keputusan pun terabaikan.

Kita juga harus menyamakan pendapat mengapa keputusan harus diambil dan seberapa kritisnya hal tersebut.

Kedua, kita perlu menugaskan setiap anggota tim untuk mencari informasi dan membuat riset mengenai permasalahan yang kita hadapi. Kalau perlu, data mengenai kompetitor pun menjadi bahan pertimbangan. Tim juga perlu mempelajari apa saja konsekuensi dari setiap alternatif keputusan yang akan diambil.

Baca juga: Mengutamakan Manusia

Langkah ketiga setelah semua data terkumpul, tim menganalisis semua alternatif dari tindakan yang diambil. Hal ini harus dilengkapi dengan persentase keberhasilan dalam menyelesaikan masalah yang kita hadapi dengan sasaran yang terukur. Kita pun dapat mengeliminasi alternatif yang terlalu berisiko dan menggantinya dengan yang dapat diimplementasikan secara realistis dan memberikan hasil yang mendekati harapan.

Langkah keempat, merangkum keputusan beserta seluruh konsekuensi positif dan negatifnya.

Langkah kelima, memilih dan dilanjutkan dengan langkah keenam untuk melakukan eksekusi.
Terakhir, kita harus ingat untuk mengevaluasi efektivitas keputusan yang diambil. Kita bisa membandingkan hasil implementasi dengan kriteria keberhasilan yang sudah dibuat.

Baca juga: Apakah Kamu Baik-baik Saja?

Kegagalan dalam pengambilan keputusan biasanya berasal dari tindakan yang sudah diambil ketika informasi belum lengkap atau terlalu bertumpu pada satu sumber saja.

Ingat, terlalu banyak informasi juga bisa membuat kita bingung. Karenanya, sangat penting untuk mengetahui apakah kita sudah memiliki seluruh informasi yang dibutuhkan atau tidak.

Setelah data dan informasi yang kita miliki lengkap dan analisis pun sudah dibuat secara menyeluruh, tidak ada salahnya bertanya pada suara hati untuk membimbing dalam mengambil keputusan yang tepat dan bermanfaat bagi mereka yang merupakan tanggung jawab kita.

“Anda tidak bisa maju tanpa membuat keputusan.” Jim Rohn


Terkini Lainnya

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Sambil Makan Durian, Luhut dan Menlu China Bahas Kelanjutan Kereta Cepat

Whats New
Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Ciptakan Ekosistem Perkebunan yang Kompetitif, Kementan Gelar Kegiatan Skena 

Whats New
Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Menteri ESDM Pastikan Harga BBM Tak Naik hingga Juni 2024

Whats New
Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Konflik Iran-Israel Menambah Risiko Pelemahan Rupiah

Whats New
Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
komentar di artikel lainnya
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com