BOGOR, KOMPAS.com - Pemerintah mengaku bingung dengan kondisi terjadinya fenomena pemutusan hubungan kerja (phk) massal di industri tekstil, padahal kinerja sektor ini dianggap masih kuat. Kinerja ekspor pada industri tekstil disebut masih tumbuh tinggi.
Menurut Plt. Kepala Pusat Kebijakan Ekonomi Makro (PKEM) Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Abdurohman, ekspor untuk tekstil, pada produk HS 61 dan HS 62 masih tumbuh sangat tinggi hingga kuartal III-2022.
"Jadi ini menunjukkan bahwa kinerja di tekstil sebenarnya masih cukup tinggi," ujarnya dalam media gathering di Bogor, Jumat (4/11/2022) malam.
Baca juga: Marak PHK, Sri Mulyani Dorong Belanja Negara
Bila dilihat secara koorporasi, perusahaan tekstil juga masih punya performa yang baik dari sisi keuangan yang ditunjukkan dari pendapatan dan penjualan sektor tekstil, terutama pada kuartal I dan II.
Bahkan pertumbuhan penjualan sektor tekstil berada di atas rata-rata pertumbuhan industri manufaktur. Abdurohman menyebut, pertumbuhan penjualan sektor tekstil mencapai 10 persen, sementara rata-rata industri manufaktur hanya tumbuh sekitar 5 persen.
"Jadi ini agak pazling (membingungkan) kalau misalkan terjadi PHK," kata dia.
Terpisah, Staf Ahli Bidang Pengeluaran Negara Kemenkeu Made Arya Wijaya mengatakan, pihaknya masih mendalami apakah benar terjadi PHK besar-besaran pada industri tekstil. Terlebih ada pernyataan yang mencuat bahwa sebanyak 73.000 pekerja yang terkena PHK.
Baca juga: Soal Isu PHK 45.000 Pekerja Garmen dan Otomotif, KSPI: Itu Bohong
"Sedang didalami apakah betul memang terjadi PHK massal sampai 73.000, karena kalau menurut hasil penelitian teman-teman Kemenkeu yang ada di Jawa Barat ini dilaporan sebenarnya belum terjadi PHK secara massal," ungkapnya.
Kendati demikian, diakuinya, memang banyak perusahaan yang sudah mulai mengurangi produksi dan mulai menggilir jam kerja para pegawainya. Maka, saat ini memang masih dilakukan pendalaman oleh pemerintah.
"Jadi arah untuk terjadinya PHK mungkin bisa saja jadi," kata Made.
Baca juga: Cegah PHK, Kemenaker Siap Dampingi Pengusaha dan Pekerja Cari Solusi Terbaik
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.