Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapitalisasi META Terus Anjlok, Hegemoni “Big Tech” FAANG Berakhir?

Kompas.com - 07/11/2022, 11:10 WIB
Kiki Safitri,
Erlangga Djumena

Tim Redaksi

NEW YORK, KOMPAS.com - Ancaman resesi global terus membebani perusahaan-perusahaan teknologi raksasa alias Big Tech.

Lima perusahan teknologi yang tergabung dalam FAANG (Facebook/META, Amazon, Apple, Netflix, dan Google (Alphabet)) kini tengah berjuang menghadapi penurunan valuasi pasar.

Selama bertahun-tahun FAANG menjadi perusahaan-perusahaan sebagai investasi yang paling cemerlang. Namun, laporan keuangan terkini menunjukkan bahwa hegemoni kelompok Big Tech ini sebagai perusahaan yang cuan terus tergerus.

Sebagai contoh, saham META, bila kita membeli pada lima tahun lalu saat masih bernama Facebook, kini nilai sahamnya sudah anjlok 49 persen. Padahal di saat bersamaan indeks S&P 500 justru mengalami kenaikan 45 persen. Perusahaan milik Mark Zuckerberg itu kini tak hanya menghapus keuntungan saat pandemi, tapi juga turun pada posisi tahun 2015.

Baca juga: Wall Street Merah, Saham Boeing, Facebook, dan PayPal Rontok

Meskipun kelima saham Big Tech tersebut masih memberikan kontribusi lebih dari 13 persen dari kapitalisasi pasar S&P, narasi bahwa FAANG merupakan perusahaan yang cuan sepertinya sudah berakhir untuk selamanya.

Mengutip Marketwatch, saham META berada di peringkat 10 berdasarkan nilai valuasinya pada Selasa pekan lalu. Posisi ini jatuh di bawah Visa Inc, untuk pertama kalinya sejak Agustus tahun ini.

Berdasarkan catatan Companiesmarketcap, kapitalisasi pasar META pada 31 Agustus 2021 tercatat 1,07 triliun dollar AS, namun tahun ini turun hampir separuhnya menjadi tinggal 562,19 miliar dollar AS.

Adapun kapitalisasi pasar terbesar di dunia, yakni lebih dari 1 triliun dollar AS adalah Apple 2,2 triliun dollar AS, Saudi Aramco 2,03 triliun, Microsoft 1,6 triliun dollar AS, dan Alphabet 1,1 triliun dollar AS.

"Meta, seperti perusahaan media sosial lainnya, telah terpengaruh secara negatif oleh langkah yang dilakukan Apple dalam bisnis periklanan serta antisipasi umum dari pengeluaran iklan yang lebih rendah karena kita mungkin akan mengalami resesi," kata Nick Mazing, direktur penelitian di Sentieo.

Baca juga: Soal Resesi, Bos Bank Jago: Industri Perbankan Harus Bersama-sama Menjaga Kepercayaan Masyarakat

Dia menilai, Apple telah menghancurkan kerajaan teknologi iklan di platform Meta, dan kini telah berdampak pada iklan-iklan di Facebook.

“Faktor tambahan termasuk persaingan dari TikTok dan skeptisisme investor mengenai upaya perusahaan dalam pengembangan metaverse ,” kata Mazing.

Eksekutif di Meta telah memperingatkan tentang dampak tekanan inflasi dan masalah ekonomi lainnya terhadap bisnis, salah satunya adalah Sheryl Sandberg, yang saat itu menjabat sebagai chief operating officer perusahaan.

Sandberg mengatakan kepada investor bahwa resesi memberikan tekanan ke pasar untuk memastikan anggaran biaya dialokasikan dengan cara yang banar. Dia juga mengatakan, alat yang dimiliki META akan membantu memaksimalkan investasi para investor.

“Kita tampaknya telah memasuki penurunan ekonomi yang akan berdampak luas pada bisnis periklanan digital," ungkap Chief Executive Mark Zuckerberg.

Baca juga: Meta Kembangkan Fitur Baru di Instagram, NFT Diprediksi Akan Bangkit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Kemenhub Mulai Hitung Kebutuhan Formasi ASN di IKN

Whats New
BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

BEI: Eskalasi Konflik Israel-Iran Direspons Negatif oleh Bursa

Whats New
IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

IHSG Turun 1,11 Persen, Rupiah Melemah ke Level Rp 16.260

Whats New
IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

IPB Kembangkan Padi 9G, Mentan Amran: Kami Akan Kembangkan

Whats New
Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Konsorsium Hutama Karya Garap Proyek Trans Papua Senilai Rp 3,3 Triliun

Whats New
Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Kementerian PUPR Buka Lowongan Kerja untuk Lulusan S1, Ini Syaratnya

Work Smart
Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

Juwara, Komunitas Pemberdayaan Mitra Bukalapak yang Antarkan Warung Tradisional Raih Masa Depan Cerah

BrandzView
Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Rupiah Melemah Tembus Rp 16.200 Per Dollar AS, Apa Dampaknya buat Kita?

Whats New
Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Dollar AS Tembus Rp 16.200, Kemenkeu Antisipasi Bengkaknya Bunga Utang

Whats New
Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Bawaslu Buka 18.557 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Prioritas Kebutuhannya

Whats New
Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Ingin Produksi Padi Meningkat, Kementan Kerahkan 3.700 Unit Pompa Air di Jatim

Whats New
Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Kemenhub Buka 18.017 Formasi CPNS dan PPPK 2024, Ini Rinciannya

Whats New
Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Melalui Pompanisasi, Mentan Amran Targetkan Petani di Lamongan Tanam Padi 3 Kali Setahun

Whats New
Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Konflik Iran-Israel Bisa Picu Lonjakan Inflasi di Indonesia

Whats New
Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Kartu Prakerja Gelombang 66 Resmi Dibuka, Berikut Persyaratannya

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com