Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Ermaneli Buka Usaha Rendang Hingga Berhasil Ekspor ke Jepang dan AS

Kompas.com - 07/11/2022, 19:10 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Siapa sangka makanan khas Sumatera Barat yaitu rendang bisa tembus pasar global.

Tak tanggung-tanggung negara yang sudah berhasil ditembus oleh Ermaneli owner rendang dengan brand Rendang Uni Lili ini sudah dieskpor ke AS dan Jepang.

Ermaneli menceritakan, awal mula usaha Rendang Uni Lili itu dibuka pada tahun 2016 ketika dia hanya mampu menyerap 3 orang tenaga kerja untuk mengolah rendang.

Pada saat itu rendang yang ia produksi, sering dibagi-bagikan anak sulungnya ke teman di kampus, tetangga kos, dan ke dosen tempat ia menimba ilmu.

Baca juga: Cerita UMKM EthmeeQ dan Faber yang Terpilih jadi Official Merchandise KTT G20

Olahan rendangnya pun selalu mendapat pujian sehingga pihak kampus sering menyarankan dia agar rendang tersebut dibuat lebih banyak dan dipasarkan di Purwakerto.

Bahkan kampus Kedokteran tempat anaknya menempuh ilmu, juga ikut membantu dalam pemasarannya secara online.

"Yah Alhamdulillah dapat respon yang baik, dibilang enak. Memang produk olah kita berbeda dengan yang lain, bumbunya baru dan diolah sesuai kebutuhan untuk resep rendang daging sapi ini,” ucap Ermaneli saat ditemui Kompas.com dalam gelaran pameran TEI belum lama ini.

Berkat kuelatannya, produk olahan rendangnya mendapat banyak orderan. Hingga saat ini, dia sudah memiliki 17 tenaga kerja.

"17 karyawan saya itu memiliki tugas masing-masing. Ada spesialis mengolah rempah-rempah, lalu khusus memasak rendang," ungkap Ermaneli.

Hingga saat ini, total olahan rendang Uni Lili yang berhasil dieskpor ke berbagai negara mencapai 1.000 kilogram.

Baca juga: Kisah Sukses Bobby Gafur, dari Jualan Koran Bekas hingga Jadi Bos OASA

Jepang dan AS adalah dua negara yang paling banyak permintaan produk rendangnya.

"Alhamdullilah sudah tembus export lewat buyer reseller, perantara pihak ke dua saat di kunjungi di stand kementerian perdagangan dan produk Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) rendang Uni Lili tembus pasar Asia dan Eropa," katanya.

Saat ini produk Rendang Uni Lili telah memiliki izin yang lengkap yaitu mulai dari Nomor Induk Berusaha (NIB), sertifikat higenis Nomor Kontrol Veteriner (NKV), izin edar dari BPOM, hingga sertifikat Standard Nasional Indonesia (SNI) untuk ekspor agar konsumen tidak was-was dalam mengkonsumsi produk makanan dan terhindar dari produk yang mengandung unsur haram.

Sementara varian produk yang ia tawarkan adalah Rendang Daging, Rendang Ayam, Rendang Ikan Tuna, Rendang Sapi Suwir, Rendang ayam suwir, Rendang lokan, Rendang Jengkol, Rendang Pakis, dan bumbu instant mulai dari Bumbu Praktis Rendang Minang, Bumbu Sate, Bumbu Soto Padang, Bumbu Bakar, dan Bumbu Nasi goreng.

Saat ini, produk Rendang Uni Lili juga dalam proses pengurusan Customer Prize Indeks (CPI).

“Mudahan CPI dalam waktu dekat sudah keluar,” harapnya.

Dia juga mengatakan, dalam mengolah rendangnya masih sangat tradisional lantaran menjaga cita rasa bumbu rendang yang khas.

Rendang Uni Lili dimasak dengan cara tradisional menggunakan kayu bakar kulit manis /Cassivera dengan memakai tungku yang sudah dimodifikasi modern supaya tidak panas, serta debu-debu dan asap tungku kayu tidak menyebar, sehingga produk memiliki rasa yg nikmat dan aroma yang khas rendang minang, dan dalam pengolahannya menggunakan bahan-bahan pilihan yang segar dan berkwalitas yang diantar langsung dari petani disekitar.

Ermaneli menambahkan, dalam seminggu, ia menghabiskan 150 kilogram daging. Sebab pemasaran produknya dilakukan secara manual dan online di e-commerce besar.

Di antaranya lewat Shopee, Tokopedia, dan Bukalapak, dan di shopee sendiri sudah star seller dalam penjualan terbanyak.

"Kami berharap ke depan kami bisa terus melebarkan sayap usaha kami. Kami bisa membawa rendang mendunia," pungkasnya.

Baca juga: Kisah Wearing Klamby, dari Dagang Baju “Preloved”, Ikut London Fashion Week, hingga Jual 10.000 Baju dalam 30 Menit

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com