Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Riset Google: Transaksi Belanja di E-Commerce Diproyeksikan Tumbuh 59 Miliar Dollar AS di 2022

Kompas.com - 08/11/2022, 16:40 WIB
Elsa Catriana,
Akhdi Martin Pratama

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Sebuah Laporan e-Conomy SEA hasil riset Google, Temasek, dan Bain & Company tahun 2022 memproyeksikan nilai sektor e-commerce di Indonesia akan mencapai 59 miliar dollar AS pada tahun 2022.

Meskipun aktivitas belanja offline kini mulai kembali bergairah, sektor e-commerce ini menyumbang 77 persen dari keseluruhan ekonomi digital Indonesia.

“Indonesia memiliki sektor e-commerce dengan pertumbuhan tercepat kedua (setelah Vietnam) tetapi selain GMV ada banyak dimensi pertumbuhan yang kini juga harus difokuskan,” ucap Managing Director, Google Indonesia Randy Jusuf dalam jumpa pers virtual, Selasa (8/11/2022).

Baca juga: Ekonomi Digital Dorong E-commerce, tapi Jangan Sampai Banjir Produk Impor

Bahkan, lanjut Randy, hingga tahun 2025, sektor e-commerce Indonesia diproyeksikan tumbuh dengan CAGR 17 persen dan nilai GMV yang mencapai 95 miliar dollar AS.

Dalam kesempatan yang sama, Randy juga membeberkan pertumbuhan ekonomi digital di Indonesia.

Lewat laporan yang sama diproyeksikan bahwa ekonomi digital Indonesia akan mencapai Gross Merchandise Value (GMV) senilai 77 miliar dollar AS pada tahun 2022, setelah tumbuh sebesar 22 persen selama setahun terakhir.

Adapun menurut dia, pertumbuhan ini selain didorong sektor e-commerce, juga didorong oleh banyaknya pemain digital yang mengalihkan prioritasnya dari akuisisi pelanggan baru dengan menciptakan engagement yang lebih dalam dengan pelanggan yang sudah ada.

Randy menyebutkan, e-commerce, transportasi, dan pesan-antar makanan adalah tiga layanan digital teratas di Indonesia dengan tingkat penggunaan yang hampir merata di kalangan pengguna digital perkotaan.

Untuk sektor transportasi dan pesan antar makanan diproyeksikan mencapai GMV 8 miliar dollar AS pada tahun 2022 dan terus tumbuh dengan CAGR 22 persen menjadi GMV 15 miliar dollar AS hingga tahun 2025.

Baca juga: Tren Startup Gabungkan E-commerce dan Online Travel Agent, Apa Manfaatnya?

Pertumbuhan permintaan berangsur normal karena makin banyak orang yang kembali pergi ke restoran.

"Orang-orang yang bertahap kembali bekerja di kantor, naiknya aktivitas belanja di toko fisik, dan bangkitnya pariwisata mendorong sektor transportasi untuk perlahan pulih dari titik terendah ketika karantina wilayah diberlakukan," ungkapnya.

Kemudian untuk perjalanan online telah kembali dengan pertumbuhan 60 persen dari tahun ke tahun (YoY mencapai 3 miliar dollar AS pada tahun 2022.

Proses pemulihan mungkin terjadi secara bertahap dan sektor ini diperkirakan tumbuh pada CAGR 45 persen dengan GMV mencapai 10 miliar dollar AS hingga tahun 2025.

Untuk sektor media online diproyeksikan mencapai GMV 6 miliar dollar AS pada tahun 2022, dengan pertumbuhan YoY agak datar sebesar 5 persen sejak puncak pandemi tahun lalu.

Streaming musik dan video berangsur pulih sementara iklan digital berhasil mempertahankan momentum, dan konsumsi di sektor game online mengalami penurunan seiring orang-orang kembali ke rutinitas pra-pandemi.

Lalu untuk layanan keuangan digital, dicatatkan tumbuh karena adanya pergeseran perilaku offline ke online pasca-pandemi.

Pada tahun 2022, Gross Total Value (GTV) pembayaran digital di Indonesia diperkirakan mencapai 266 miliar dollar AS.

"Ini akan terus tumbuh sebesar 17 persen mencapai GTV 421 miliar dollar AS hingga tahun 2025," kata Randy.

Baca juga: Banjir Promo di E-commerce, Bijaklah Menggunakan Paylater

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda

Terkini Lainnya

Kurangi Emisi di Tambang Batu Bara, Anak Usaha UNTR Bangun PLTS Off-Grid

Kurangi Emisi di Tambang Batu Bara, Anak Usaha UNTR Bangun PLTS Off-Grid

Whats New
Naik 'Feeder' LRT Palembang Akan Dikenakan Tarif, Ini Kisarannya

Naik "Feeder" LRT Palembang Akan Dikenakan Tarif, Ini Kisarannya

Whats New
Pelita Air Tindak Tegas Penumpang yang Bercanda soal Bom

Pelita Air Tindak Tegas Penumpang yang Bercanda soal Bom

Whats New
PT Kliring Berjangka Indonesia Buka Lowongan Kerja hingga 10 Desember 2023, Cek Syaratnya

PT Kliring Berjangka Indonesia Buka Lowongan Kerja hingga 10 Desember 2023, Cek Syaratnya

Work Smart
Ada Aturan Baru, Kemenhub Serah Terima Aset di 8 UPT

Ada Aturan Baru, Kemenhub Serah Terima Aset di 8 UPT

Whats New
HMSP Pasang 10.550 Panel Surya di Fasilitas Produksi di Pasuruan

HMSP Pasang 10.550 Panel Surya di Fasilitas Produksi di Pasuruan

Whats New
WNA Penerima Golden Visa Bisa Buka Rekening Jaminan Keimigrasian di Bank Mandiri

WNA Penerima Golden Visa Bisa Buka Rekening Jaminan Keimigrasian di Bank Mandiri

Whats New
Ada BI-Fast, Nasabah Sudah Hemat hingga Rp 8 Triliun

Ada BI-Fast, Nasabah Sudah Hemat hingga Rp 8 Triliun

Whats New
Bagaimana Cara Menjaga Skor Kredit Tetap Baik?

Bagaimana Cara Menjaga Skor Kredit Tetap Baik?

Whats New
Penumpang Bercanda Bawa Bom, Penerbangan Pelita Air dari Surabaya Tertunda

Penumpang Bercanda Bawa Bom, Penerbangan Pelita Air dari Surabaya Tertunda

Whats New
Saham Bank Jago 'Ambles' 4,7 Persen, IHSG Hari Ini Berakhir di Zona Merah

Saham Bank Jago "Ambles" 4,7 Persen, IHSG Hari Ini Berakhir di Zona Merah

Whats New
Dorong Pertumbuhan Industri di Batam, PGN Salurkan Gas Bumi Sebesar 10 BBTUD Ke PLN Batam

Dorong Pertumbuhan Industri di Batam, PGN Salurkan Gas Bumi Sebesar 10 BBTUD Ke PLN Batam

Whats New
Pengembangan Pelabuhan Berkelanjutan Tak Mudah, Ini Syaratnya

Pengembangan Pelabuhan Berkelanjutan Tak Mudah, Ini Syaratnya

Whats New
Program Kampung Nelayan Modern di Biak Diharap Bisa Tingkatkan Pendapatan Nelayan

Program Kampung Nelayan Modern di Biak Diharap Bisa Tingkatkan Pendapatan Nelayan

Whats New
Nickel Industries Targetkan Pengurangan Emisi 50 Persen pada 2035

Nickel Industries Targetkan Pengurangan Emisi 50 Persen pada 2035

Whats New
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com